Dalam beberapa waktu ini. Aku amat tergelitik melihat salah satu judul buku yang terpajang di toko buku. Sampul hitam begitu elegan fikirku. Lalu ku baca sinopsis di sampul belakangnya. Hmm, kayanya aku punya pengalaman juga nih. Entahlah, mungkin sekiranya dari kita punya beberapa pengalaman juga mengenai Psikopat ini. Wujud tindak tanduknya yang tidak akan kita sangka dan kita duga. Mereka amat pandai menyembunyikan fakta siapa ia sebenarnya. Terlebih saya pribadi yang pernah punya pengalaman berteman atau boleh di bilang bersahabat dengan seorang psikopat.
Pada awalnya aku tidak tahu kalau temenku ini psikopat. Karena kenaifanku. Bisa di bayangkan di balik wajahnya yang cantik dan pintar, tutur bahasanya lemah lembut, juga kepribadiannya yang mempesona khususnya buat lawan jenis. Ternyata menyimpan segudang kengerian buatku setelah mengetahuinya. Aku merasa di bodohi habis habisan. Mungkin inilah yang sengaja Lisa Gopar tulis di dalam bukunya yang berjudul "A Cup Of Hot Coffee For Psycho".
Mengenai tindakan mereka yang seenaknya, sering merasa paling benar, pintar dan pandai berbohong tentang situasi sebenarnya. Apabila merasa terdesak pandai sekali mengakali. Suka menangis tapi tanpa air mata kesedihan. Selalu berkilah bahwa ialah yang paling merasa menderita. Tak kenal iba pada teman atau rekan kerja yang meskipun saat itu butuh pertolongannya. Membenci orang yang kehidupannya lebih baik dari dia. Ya, kita memang tidak akan tahu, tentang si psiko sekuat tenaga dan dengan segala pesona di tutur katanya, mampu menjerat kita. Dan tidak akan di biarkannya lolos begitu saja. Saya tidak faham apa sebenarnya yang ada di benak mereka (Psikopat). Dan mengapa bisa berbuat demikian. Padahal mungkin lingkungan di mana ia tinggal di kelilingi orang orang normal dan penuh kasih sayang. Tapi, kenapa? Itu yang ingin ku tanyakan.
Dan ternyata menurut beberapa penelitian, ada diantara mereka yang semasa kecilnya sering terabaikan dalam artian orang tuanya pemarah, tak acuh dan jarang atau sama sekali tak pernah memeluk anaknya. Bisa juga karena terlalu di berikan perhatian berlebih, segala sesuatu yang ia inginkan di penuhinya tanpa mempertimbangkan sisi edukasi. Seorang psikopat cenderung pendiam pada awalnya namun begitu kita mengenalnya dan mencoba akrab, akan dengan antusias ia mengeluarkan segala jurus tentang siapa dirinya, apa yang di milikinya dan kemampuannya yang lain, bla bla bla..Seolah olah kita hanya cukup mendengarkan segala celotehnya tanpa meminta pertimbangan ataupun pendapat. Kita di arahkan untuk selalu jadi pendengarnya. haduh cape deh kalau kita meruntut segala tentang pola hidupnya.
Dan berbohong adalah keahliannya, ckckckc..Sungguh satu kata yang patut ku ucapkan "Terlalu"..*jadi ingat lagunya roma irama*. So..kita musti pandai pandailah memilih teman. Karena seorang psikopat tidak akan pernah menggubris curhatan kita apabila kita berteman dengannya. Percuma, jauhi saja. Masih banyak teman yang sekiranya bisa kita ajak bersahabat. Cocok dengan judul bukunya Lisa Gopar "A Cup Of Hot Coffee For Psycho. Sebuah buku yang menginspirasi dalam mencari teman. Ya, memang 'beri ia secangkir kopi lalu pergilah'.