Hmm.. wedding anniversary..," kapan ya saya merayakannya? Rasa-rasanya belum pernah. Ya, walau pun Perbedaan Itu Sangat Jauh tidak pernah saya ataupun suami mengingat hal ini, konyol memang. Untungnya kami berdua tidak pernah mempermasalahkannya. Enjoy dengan keberadaan kami sekarang.
Sedikit cerita mengenai perjalanan rumah tangga.
Usia pernikahan kami memasuki yang ke 17 thn, anakku yang paling besar berumur 16 thn kelas 1 SMA, kedua 14 thn kelas 3 SMP dan yang paling kecil baru berusia 8 bln, jauh banget ya jarak usia dengan kakak kakaknya, (kebobolan) hehehe. Tentunya kami amat sangat bahagia dengan keberadaan anak-anak ini.
Usiaku terpaut sangat jauh dengan suami yaitu 16 thn, saya yang menikah diusia 21 thn dan suami kala itu 37 thn (tapi suami asli single lho), alias bujangan, hehehe.
Begitu memasuki mahligai rumah tangga *ceilee bahasanya* saya khususnya kaget dengan segala hal yang menyangkut perbedaan pola pandangan, sikap dan reaksi. Bagaimana tidak, suami yang perfeksionis, lemah lembut dan saya yang agak urakan dan sedikit tomboy kata orang..hihihi, juga sifat manja tidak hilang sampai sekarang. Ahh..Perbedaan Itu Sangat Jauh tapi beruntung aku mendapatkan suami yang penyabar, pendiam dan penuh kasih sayang.
Berselisih paham !? tentu itu yang kerap kami lalui, terlebih saat memasuki usia pernikahan ke 10 thn. Banyak godaan, entah itu ekonomi, anak dan karakter masing masing yang kadang tak mau mengalah, egois. Saya yang selalu bertindak cepat dan suami lemah lembut kadang menjadi penyebab perselisihan.
Tapi itu dulu, kini seiring berjalannya waktu, masing-masing dari kami mulai mampu menyingkapi perbedaan yang ada.Dan ini ada 5 hal yang saya lakukan supaya perbedaan itu tak menyebabkan runtuhnya ikatan pernikahan dan insya Allah langgeng :
1. Jika suami marah saya yang diam
2. jika suami menyalahkan bila terjadi sesuatu saya juga diam, menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan penjelasan dari saya.
3. Jika saya melakukan kesalahan cepat cepat meminta maaf
4. jika suami melakukan kesalahan dan berujung ardu argumen, saya yang duluan minta maaf.
5. saling memahami kelemahan dan kekurangan.
Karena Perbedaan Itu Sangat Jauh, kadang logika akan suatu hal tidak bisa diterima. Untuk itu disinilah saya sebagai istri dituntut lebih mengalah dan menjadi pembela saat suami mengalami masalah. Sedikit terkesan Tidak adil?! kata orang. Tapi menurutku sangat adil, karena Allah menyatukan sepasang manusia supaya mampu saling melengkapi, mensyukuri apa yang ada. Dan satu hal lagi yang selalu kulakukan adalah, mencoba untuk terus jatuh cinta sama suami..hihihi. Indah ternyata merasakannya. Karena jurus ini menurutku mampu menolak pihak ketiga dan melanggengkan keharmonisan. Karena pernikahan bagi saya adalah sarana ibadah. Dan segala sesuatunya saya kembalikan pada Allah SWT.
Sedikit cerita mengenai perjalanan rumah tangga.
Usia pernikahan kami memasuki yang ke 17 thn, anakku yang paling besar berumur 16 thn kelas 1 SMA, kedua 14 thn kelas 3 SMP dan yang paling kecil baru berusia 8 bln, jauh banget ya jarak usia dengan kakak kakaknya, (kebobolan) hehehe. Tentunya kami amat sangat bahagia dengan keberadaan anak-anak ini.
Usiaku terpaut sangat jauh dengan suami yaitu 16 thn, saya yang menikah diusia 21 thn dan suami kala itu 37 thn (tapi suami asli single lho), alias bujangan, hehehe.
Begitu memasuki mahligai rumah tangga *ceilee bahasanya* saya khususnya kaget dengan segala hal yang menyangkut perbedaan pola pandangan, sikap dan reaksi. Bagaimana tidak, suami yang perfeksionis, lemah lembut dan saya yang agak urakan dan sedikit tomboy kata orang..hihihi, juga sifat manja tidak hilang sampai sekarang. Ahh..Perbedaan Itu Sangat Jauh tapi beruntung aku mendapatkan suami yang penyabar, pendiam dan penuh kasih sayang.
Berselisih paham !? tentu itu yang kerap kami lalui, terlebih saat memasuki usia pernikahan ke 10 thn. Banyak godaan, entah itu ekonomi, anak dan karakter masing masing yang kadang tak mau mengalah, egois. Saya yang selalu bertindak cepat dan suami lemah lembut kadang menjadi penyebab perselisihan.
Tapi itu dulu, kini seiring berjalannya waktu, masing-masing dari kami mulai mampu menyingkapi perbedaan yang ada.Dan ini ada 5 hal yang saya lakukan supaya perbedaan itu tak menyebabkan runtuhnya ikatan pernikahan dan insya Allah langgeng :
1. Jika suami marah saya yang diam
2. jika suami menyalahkan bila terjadi sesuatu saya juga diam, menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan penjelasan dari saya.
3. Jika saya melakukan kesalahan cepat cepat meminta maaf
4. jika suami melakukan kesalahan dan berujung ardu argumen, saya yang duluan minta maaf.
5. saling memahami kelemahan dan kekurangan.
Karena Perbedaan Itu Sangat Jauh, kadang logika akan suatu hal tidak bisa diterima. Untuk itu disinilah saya sebagai istri dituntut lebih mengalah dan menjadi pembela saat suami mengalami masalah. Sedikit terkesan Tidak adil?! kata orang. Tapi menurutku sangat adil, karena Allah menyatukan sepasang manusia supaya mampu saling melengkapi, mensyukuri apa yang ada. Dan satu hal lagi yang selalu kulakukan adalah, mencoba untuk terus jatuh cinta sama suami..hihihi. Indah ternyata merasakannya. Karena jurus ini menurutku mampu menolak pihak ketiga dan melanggengkan keharmonisan. Karena pernikahan bagi saya adalah sarana ibadah. Dan segala sesuatunya saya kembalikan pada Allah SWT.