Sabtu, 02 November 2013

Dimana Kau Sahabatku?

Bingung mau ngomong apaan, pikiranku entah kenapa tiba-tiba mandek. Disatu sisi memikirkan pekerjaan yang belum maksimal kulakukan, disisi lain teringat sahabatku yang entah kenapa dicari-cari jati dirinya seolah lenyap tak bersisa. Padahal aku rindu banget, pengen ketemu. Teringat kala menjalani masa-masa sekolah SMP-ku, dimana kami selalu berdua kemana-pun entah itu jajan dikantin, hangout ataupun ngerumpi diserambi sekolah.

Namanya Priscila Avas Loekita Soedira, panggilan sehari-hari Oki kelahiran Ciomas-Bogor. Dulu ia semasa sekolah tinggal di Bandung karena pengalihan tugas Ayahnya yang berdinas di Departemen Keuangan. Anaknya manis banget, kulitnya tidak putih tapi banyak cowok yang naksir bahkan sampai ada yang sengaja meminta restu orang tua Oki tuk dijadikan tunangannya, walah padahal masih bau kencur sudah banyak yang meminang. Walaupun anak-nya agak sedikit centil dan genit, tapi kepribadian sebenarnya sungguh menyenangkan, menurutku yang memang dekat dengannya. 

Oki yang sedikit mempunyai darah Belanda Arab dan Betawi, membuatnya berbeda diantara kami. Postur tubunya-pun tidak tinggi. Tapi tetap yang aku herankan, ko banyak cowok yang naksir berat ya? Beda denganku yang kala itu emang tak pernah mengubris lirikan cowok, kalaupun ada yang berniat jahil, siap-siap kena bogeman hihihi sedikit preman memang. Suka duka kami jalani, ibaratnya tidak ada Oki ga akan ada Yuli, malah ada teman bilang kalau kami *opst maaf* lesbi. Kata-kata lesbi waktu itu tidak aku mengerti apa artinya, jadi tak pernah kurespon setiap gosipan teman di sekolah. 

Awal persahabatanku dengan Oki, dia baru masuk sekolah SMP pas semester dua. Kuingat begitu ia memasuki ruangan kelas, teman-teman cowokku pada sumringah, ada yang pukul-pukul meja, ada yang sengaja ngeloyor langsung kedepan minta kenalan langsung sama Guru, ckckck.. ada-ada saja tingkah teman -teman cowok waktu itu. Ya, bagaimana tidak, secara dari pakaian seragam saja sudah bisa dilihat, baju atasan putih rapi tapi seragam bawah-nya yang "wow" diatas lutut dibawah paha. Bikin ga ngedip mata. Karena peraturan di Sekolah kami tidak diperbolehkan seragam bawahan diatas lutut. Jadinya, yaa.. langsung kena teguran gitu dari wali kelas yang mendampinginya kala itu. 

Waktu berlalu dan tahunpun berganti, tiba saatnya kami memasuki perpisahan Sekolah, aku mendaftar ke SPK (sekolah keperawatan) dan Oki? ternyata ia kembali ke Bogor sebab sang Ayah telah dipindahkan lagi bertugas di Bogor. Aku yang larut dengan segala tetek bengek persiapan mos sekolah sedikit melupakan akan sahabatku Oki ini. *Yang aku sesalkan sampai saat ini, foto-foto kami dan bahkan alamat rumah-nya yang di Bogor tak kuketahui keberadaannya, hilang*

Pernah sewaktu akan melangsungkan pernikahan tahun 96, aku sengaja mencari alamat terakhirnya yang di Bandung, yaitu daerah Muararajeun lama (berharap ada teman bloger yang bertempat tinggal di daerah itu) tuk mengajaknya menghadiri pernikahanku. Tapi apa dinyana, rumahnya yang memang ngotrak waktu itu, telah ditempati orang lain dan alamat yang di Bogor-pun tampaknya Pak RT tidak mengetahuinya juga, sedih memang. Dan data terakhir yang kudengar ia menjadi seorang penyanyi.
Ya sudahlah mungkin dilain waktu entah dimanapun ia berada, aku akan ada pertemuan itu.

Namun yang tidak habis pikir, setiap ingatanku padanya terlebih seringnya kubermimpi tentangnya, gambaran Oki seakan tidak jelas, hanya menggapaikan tangan tapi tidak bisa kusentuh. Kadang kulihat dimimpi itu, hanya hamparan padang yang luas dan Oki hanya sendirian, sambil menitikkan air matanya. Oh.. Oki, aku harap dirimu baik-baik saja. 

Teruntuk Sahabatku Oki, aku telah lama mencarimu berikan tanda tanda keberadaanmu, walaupun hanya sekilas, insya Allah aku akan menemuimu sebagai apapun dirimu nantinya.

Salam sayang dari sahabatmu Yuli

Jumat, 01 November 2013

Aku, Kini, Dan Nanti

Awalnya ada sedikit keraguan mengungkapkan jati diri yang sebenarnya. Karena "menurutku" tak penting pula orang tahu siapa aku sebenarnya. Tapi menelisik blog teman yang mengungkapkan sisi profil-nya di blog, bikin aku kepincut juga. Bukan bermaksud narsis, hanya sebagai data, siapa tahu ada manfaatnya kelak. 

Nama asliku Yuli Yulia (ciri khas orang sunda kosa kata diulang), entah apa maksudnya kedua orang tuaku memberi nama ini, yang jelas pasti terselip sebuah doa didalamnya. lahir di kota kembang Bandung pada 17 Juli 1975 (masih muda banget yaa? weew ahh!) hehehe. Tapi serius ko, aku merasa muda terus *ciee*, kami berdelapan saudara tapi ada dua kakakku yang sudah almarhum. Jadi kini tinggal enam, aku kedua paling besar. 

Dilahirkan dari seorang Ibu yang kuat dan tegar, mampu membesarkan kami dengan segala problematika kehidupan. 

Sedangkan Ayahku, mantan prajurit TNI yang terlupakan, tanpa tunjangan hidup. Bukan salah pemerintah sih, hanya kami waktu itu (Bapakku) tak pernah memprosesnya. 

Bapakku, dulu (katanya) dibawah Komandan Jendral Yusuf yang sudah almarhum. Oh, ya usia beliau (Bapakku) *jangan kaget* memasuki satu abad lebih. Tapi alhamdullilahnya beliau seorang yang kuat, jarang sekali kulihat sakit (dulu) tapi sekarang, sakit yang wajar dialami seorang yang sudah udzur, pikun dan diabtes plus sifat kanak-kanaknya mulai menerjang, kembali ke awal dilahirkan kala menjadi bocah yang butuh perhatian.


*Ahh, sudahlah. Aku jadi sedih kalau menceritakan kisah Bapakku ini*


Lembutnya lembayung yang mendekap khayalku sedari kecil, ternyata mampu memapahku hingga seperti ini. Ya, aku! yang sekarang menepi dan mendayung diarena maya. 

Bahagia bercampur sendu setelah mengenal dan menjalani keasikannya di dunia maya. Pikiran dan wawasanku terbuka lebar, seluas angkasa yang tak bertepi. Meski belum sempurna keahlianku, namun mampu memberi ciri sedang apa dan akan apa aku kelak?!

Meskipun ada banyak kekurangan yang kumiliki terlebih dengan Disleksia. Menjadikanku seorang yang ingin serba tahu, serba mencari apa dan bagaimana jalan hidup yang akan diraih. 

Sedari kecil aku menyukai dunia penulisan tapi tanpa dukungan orang sekitar. Mencari sendiri! mencoba memahami sedikit demi sedikit makna bertutur kata dalam kalimat. Kadang membaca dari sisa sisa sobekan kertas bungkus makanan, seringkali menjadi pemicu untuk menuangkan ide dikepala. Koran sampai teks iklanpun kubaca saking senangnya membaca.

Cita-citaku waktu kecil, ingin menjadi Polwan, Kowad, penyanyi dan penulis. Tiga impianku kandas, namun ada asa pada keinginan terakhir. Mudah-mudahan yang ini mampu dan harus kuwujudkan, amiin. 

Pendidikanku tidak tinggi, maklum kendala biaya. Tapi itu tidak menjadi masalah bukan? Yang penting apa yang disampaikan orang, aku mampu menjabarkannya dengan jawaban, 'mudah-mudahan' baik.
  
Pengharapan terbesarku sampai saat ini yaitu, membahagiakan kedua orangtua. Memberikan apa yang dulu belum mereka rasakan. Karena mereka telah melahirkanku kedunia ini, tanpanya? Entahlah..?!

Mungkin ini tidak menjawab seutuhnya tentang asal usulku, karena ada sisi lain yang memang menjadi wilayah privasiku. Tapi tidak menutup kemungkinan suatu saat kan kuutarakan juga, menunggu momen yang tepat dengan suasana dan kondisi. 


"Mengejar mimpi yang selalu kuimpikan, dan kan kubuktikan",  

"hidup menurutku tak sekedar mengerti dan tahu, tapi harus ada pemahaman disetiap perjalanannya".


Sifat asliku yang suka bercanda dan sedikit norak, tapi dilain waktu saat bekerja, aku butuh keseriusan dan tak suka diganggu. Karena semua hal itu ada pada tempatnya. Ya, terkadang suka keluar jalur juga *dikit* hihihi.

* Inilah garis besar tentangku. Selebihnya? silahkan menjadi teman dan sahabat, biar lebih jelas*

Senin, 28 Oktober 2013

Lupa Antara Nge-Blog Sumpah Pemuda dan Aksi Demo

Lupa Antara Nge-Blog Sumpah Pemuda dan Aksi Demo. Semestinya saya mampu mengapresiasikan segala bentuk informasi, yang terang terangan terus terupdate pada TL, entah itu twitter ataupun facebook. Banyak info yang bikin saya greget. Pengen nge-Blog koneksi selalu jadi alasan klise, hehehe *emang bener ko* 


Lupa Antara Nge-Blog Sumpah Pemuda dan Aksi Demo


Terlebih saat dimana ketentuan dicanangkannya hari ng-Blog Nasional, ni tangan gatel pengen cuwat cuwit mijitin kibot, apadaya semua saya simpan didraf word. Eh.. sekarang malah ada hari Sumpah Pemuda (asli saya Lupa Antara Nge-Blog Sumpah Pemuda dan Aksi Demo) hehehe. 

Begitu banyaknya isi hati tentang semua hal menyangkut Blog. Apa itu nge-Blog? buat apa nge-Blog?. Tetapi nyata nyata berkat nge-Blog, saya mampu bersosialisasi dengan para intelektual dibidang penulisan, wawasan bertambah. Dan jangan tanya, tamanpun nambah terus perharinya. 

Diskusi sana sini menjadikan saya sebagai pribadi yang kuat dan paham akan kesesuaian hidup, berkata dan berkalimat. Walaupun masih jauh dari kata sempurna. Bewe sana sini, meski kadang suka bete kalau komen dimoderasi apalagi pake captha segala, mau komen suka ga jadi, hihihi.. maapkeun ya sobat?!

Tapi setiap postingan teman selalu saya kunjungi ko, tapi komennya kebawa balik alias ga ninggalin jejak, selalu saya lupa hal yang satu itu. Maapkeun lagi yaa.. Saya memang pelupa dan suka tiba tiba los memori gitu, hmm entah kenapa, saya sendiri kurang tahu. Mungkin karena Lupa Antara Nge-Blog Sumpah Pemuda dan Aksi Demo.


Dan sekarang ada hari Sumpah Pemuda, kembali lagi dengan alasan yang sama "lupa" duhduh, kenapa sihh dengan diriku, selalu lupa, lupa dan lupa. Ini mungkin citra anak bangsa sekarang, yang sedikit melupakan sejarah. Bukan karena tidak tahu tapi tidak adanya hasrat mengetahui *jujur lebih baik toh?!* Ada sedikit malu dalam diri. 

Tapi untungnya secara tidak langsung, media elektronik membantu mengingatkan adanya hari Sumpah Pemuda itu. Bangga sekaligus terharu dalam setiap tayangan TV memperlihatkan semangat anak muda saat ini, juga prestasi-prestasi yang bisa membanggakan dan mengharumkan nama bangsa. 

Memang benar jiwa nasionalis kita sedikit memudar ya? mungkin karena berbagai bentuk kecanggihan dunia sosial media. Untuk itu, ada saat dimana kita harus mampu menghargai jasa para pejuang muda yang dengan semangatnya mempersatukan keanekaragaman dalam persatuan dan kebahasaan. 

Saya walaupun setengah muda (hehehe), tetap jiwa muda dan semangat ini selalu ada, mudah-mudahan kedepan ada prestasi yang mampu dibanggakan, karena saya sedang merintis kearah itu, doakan ya temans temans.

Cuma ada sedikit rasa miris dihati, kenapa pula hari ini harus dibarengi dengan aksi demo buruh (pake aksi mogok nasional segala), apa tanda dari semua ini? sebegitu harusnya-kah demokrasi mengeluarkan pendapat? belum lagi dengan aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab (perusakan sarana umum), dan itu tentunya merugikan rakya lain dan negara pula. Demokrasi memang seharusnya kita dengungkan, dengan cara yang bijak tentunya. 

Sebagai rakyat, saya hanya ingin meneruskan kalimat dari semangat para pendahulu. Tak mampu memberi lebih tapi setidaknya saya masih punya rasa menghargai. Dan ternyata dengan nge-Blog di hari Sumpah Pemuda yang diwarnai aksi Demo Buruh. Menjadikan rasa apresiasi dalam diri tertuangkan. ya, walaupun awalnya Lupa Antara Nge-Blog Sumpah Pemuda dan Aksi Demo. hehehe..