Senin, 17 Februari 2014

DISLKESIA? INI TANDANYA

DISLKESIA? INI TANDANYA 

Kesulitan Belajar?
Kesulitan Berhitung atau Matematika?
Kesulitan Membaca, Menulis/Dikte?
Kesulitan Menyalin dari Papan Tulis?
Kesulitan Berkonsentrasi?
Terlalu Aktif tidak bisa Diam?
Sulit bersosialisasi?

Adakah diantara pertanyaan diatas,  gejala yang dialami atau pun pernah melihatnya pada seseorang, entah itu Teman, Saudara atau malah barangkali Anak kita sendiri? Yuk segera beri tindakan sedini mungkin. Karena masalah ini bisa berujung pada hal yang menyulitkan nantinya.
Contohnya, saya sendiri. Terus terang diusia yang tidak muda bahkan menjelang puber ke dua (eh, hehehe) hal ini sering menjadi dilema, ini tanda pengidap Disleksia;

*Kesulitan Belajar

Terlalu banyak tugas atau rangkaian kalimat panjang, selalu membuat saya sedikit stress. Seakan-akan dunia dipenuhi oleh tugas-tugas. Secara tidak langsung kesulitan itu men-judge pikiran diawal. Tapi setelah dilaksanakan secepat kilat bisa terselesaikan. 

*kesulitan Berhitung

Oh no, ini adalah hal yang paling bikin saya bete hingga saat ini. Ya, tidak hapal perkalian apalagi pembagian, dua hal yang terumit dalam otak. Walau memakai kalkulator atau sejenisnya, selalu saja ada kesalahan. Yang dipikiran hanya mengerjakan dengan tuntas, tetapi entah mengapa angka-angka itu seolah berputar-putar, jadi seringnya berhitung 'total jumlah' tidak pernah beres, kecuali saya "tidak berada dalam tekanan berbagai tugas" 
*Tapi saya selalu ingin belajar dan belajar, ini untuk mengurai kekurangan dalam berhitung. Dan memang membutuhkan waktu tidak sedikit.*

*Kesulitan Membaca, Menulis/Dikte

Seingat saya kalau tidak salah, kelas 3 SD kemampuan membaca mulai bisa dikuasai. (Jadi pengen meluk bu Guru yang dulu selalu membimbing untuk fokus membaca) Saya sendiri tidak tahu kenapa bisa begitu sulitnya belajar membaca, sampai sampai Kakak pernah kesal dengan ketidakmampuan ini (jari dijepret pake pinsil, hehehe) 
Menulis-pun demikian, typo sana sini. Dan Disleksia ini masih berlaku hingga sekarang. Masalahnya dalam pikiran selalu terngiang-ngiang akan hal lain. Untuk seusia saya memang dibutuhkan 'Penekanan' atau tindakan tegas. Bahwa tulisan harus selesai hari ini juga! Dan dari situ seperti ada adrenalin untuk bisa membuktikan bahwa saya mampu menyeleseikan tugas.

*Kesulitan Berkonsentrasi

Ya, konsentrasi! Hal yang utama dalam melakukan segala tindakan. Namun si'Konsentrasi' inilah selalu menghadang, teteeup saya ga bisa sepenuhnya fokus 'kecuali' saat dimana ada masalah yang mendera mendadak konsentrasi itu muncul (aduuh, apa harus selalu didera masalah gitu hihihihi) supaya semua terselesaikan.

*Terlalu aktif dan Tidak bisa Diam

Menurut cerita orangtua sih, saya dulu nakalnya ga ketulungan, suka berkelahi, manjat atap rumah orang, main ke tempat jauh tidak pernah pamit. O, iya.. , hati-hati juga dengan pergaulan, karena tipe anak seperti saya jarang suka berteman dengan perempuan apalagi memakai baju peminim semisal rok. Tapi untuk kekreatifan jangan ditanya, karena hal ini paling mudah dilakukan (menurut saya) tapi tergantung pada 'Fokus' tadi.

Sengaja saya posting tulisan ini, untuk kehati-hatian sebagai orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anak. Disini saya tidak bermaksud mengekploitasi diri, hanya sekedar sharing pengalaman. Mudah-mudahan ini ada manfaatnya.

(Mohon maaf apabila ada kalimat yang kurang pas dalam pengucapannya, soalnya kepala saya sudah berat untuk terus menerus melakukan pengeditan :D dan akan saya posting lagi kelanjutan tentang Disleksia ini, next time )

24 komentar:

  1. adekku gampang bosen dan ga bisa diem. jadi biasanya belajar cuma bentar, mainnya yang lama :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, ya namanya juga anak-anak de Ila.. semua kayanya seperti itu deh..

      Hapus
  2. Artikel seperti ini sangat diperlukan oleh para orangtua Jeng.
    Banyak yang menggoda anak-anak sih, TV, internet, games, dll. Hal seperi ini bisa menjadikan anak tergaggu konsentrasinya ketika belajar.
    Terima kasih tipsnya
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama P'de, sharing pengalaman sendiri rasanya lega..
      Salam hangat dari Jakarta

      Hapus
  3. Teh mau kuber kedua?

    Ngitung duit bingung pa ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sobeeer, itu apa "kuber dua?" hehehe

      Ngitung duit masih suka bingung, tapi dalam hal ini saya sih berusaha jangan sampai ketetera juga..

      Hapus
  4. Alhamdulillah, selama ini anak-anak saya masih terkontrol dan bisa mengikuti pelajaran sekolah dan TPA.

    salam
    edi padmono

    BalasHapus
  5. Saya mah nyerah di nomor 2.
    Matematika... Ampun pisan.
    Bener kali kalo matematika itu singkatan dari "makin ditekuni makin tidak keruan"

    Wilujeng bersibuk, Teh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kang Ujang... kalau itu sih samaaaa, hiks

      Hapus
  6. Maaf tulisannya tidak saya pahami, niatnya mau curhat tanpa solusi atau berbagi tips???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentunya niat baik dong.. apapun persepsinya ya bang Tigor

      salam manis

      Hapus
  7. baca ini jadi inget dulu pas ngajar di SD...^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trus si anak gimana tuh mba Zwan..? *penasaran* :))

      Hapus
  8. Hihihihi,, keliatan bangeet yaa dirimu emang tampang bangorr,,hehehheh,, pissss neng,,, btw cara dulu dan cara skr memberikan pembelajaran buat anak bedaa,,kita gak bisa menyamakan antara kita dulu dan ke anak2 kita skr,, jamannya dah lain, akan tetapi,,kita hrs lbh pinter dgn cara menguasai karakter anak,, anak2 skr gak bisa di paksakan,,trus hra adanya komitmen jadwal rutin kapan anak nonton, maen game, tentunya belajar,, pasti bisa,, asal kita konsisten,,heehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali neng Meti ini.. Tapi menurut penelitian sih, kecenderungan dislek semakin besar terhadap anak anak sekarang yang disebabkan kesibukan kedua orang tuanya. Tapi tergantung komitmen orang tua tentunya, ya..

      Hapus
  9. Mbak kalau sulit mengingat kalimat apa bisa disebut Disleksia?
    Saya sering mengalami begitu Mbak. Ketika sedang asyik-asyik nulis tiba-tiba aja lupa kalimat apa yang mesti ditulis. Padahal maksudnya tau tapi sulit banget mengungkapkan ke tulisan.
    Trus kalau perkalian, sama Mbak aku juga kesulitan.. pertamabahan juga hihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, loh.. Mba Yuni.. bisa jadi tuh dikau samaan dengan ku *asik ada temen* eh.. hihihiihi

      Hapus
  10. beneran ngga paham istilah Dislek, cuman kalau baca ini sedikit kebuka otak juga nih...jadi kira-kira dislek itu orang yang tiba tiba jadi blo'on...gituh ya?
    bener ngga seh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk pandangan umum bisa jadi menganggapnya demikian. Terlihat bodoh namun kreatif dimasa kecil, memang bisa tuh.. Tinggal diasah kayanya,ya.. hehehe

      Hapus
  11. Maksudnya Dislek itu gimana mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu bang Disleksia, kurang fokus dalam mengerjakan tulisan, tugas atau semacamnya

      Hapus
  12. kalo saya mengalami dislokasi alias sering nyasar. Pernah tuh dulu masih kerja, urusan kantor naik motor di Jakarta. Muter-muter ga nemu jalan ke Bogor. Padahal udah nanya. Sampe mo nangis. Akhirnya chatting ma temen di YM buat memandu pulang, xixixixi.

    Maaf OOT ya Teh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jiaaaah, saya sih sering kalo nyasar, tapinya insting bekerja tanpa tanya *sok tau* ngubeng jalanan lihat tanda panah, atau jalur kendaraan.. hihihihi

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung di blog ini dan demi kesehatan jiwa dan raga *ahelah. Maaf komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus :))