Senin, 09 Maret 2015

Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak



Sedikit cuplikan kisah Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak. Lia, anak tetanggaku. Dia baru duduk di klas 5 sekolah dasar,tampak murung sesaat setelah menerima rapornya. Nilai yang didapatkan sangat tidak baik, alias banyak merahnya. Dalam benaknya sudah terbayang reaksi orangtuanya, dan hukuman apa yang bakal ia terima. 




Kisah ini merupakan gambaran bahwa nilai akademik di sekolah merupakan tanggung jawab Lia sebagai anak sekolah. Jika gagal, orangtua Lia langsung mengecapnya sebagai anak yang malas atau bodoh. Kemudian, biasanya orangtua Lia langsung menerapkan disiplin tinggi dalam belajar. Tak jarang Lia diharuskan pula mengikuti berbagai macam les dengan harapan nilai-nilainya meningkat. 

Sikap Bijak Orangtua 

Orangtua yang bijak tentunya lebih menitik beratkan pada proses belajar. Untuk mengetahui apakah anak mampu menyerap pelajaran dengan baik, alangkah baiknya ikut belajar bersama dengan anak. Bial anak mengalami kesulitan belajar, bantulah mereka. Dari pengalaman ini tentunya kita sebagai orangtua memiliki gambaran apa saja Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak yang dihadapi tersebut. Kesulitan belajar merupakan masalah kompleks yang sering membuat orangtua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar memang banyak ditemukan pada anak usia sekolah ini. Secara umum kenali anak. 

Apakah mereka mengalami kesulitan dalam mendengar, berbicara, menulis, logika, kemampuan matematik, atau mungkin adanya tingkah laku. Bila ada hal yang mencurigakan, coba ingat kembali riwayat penyakit yang pernah dialaminya, misalnya penyakit kejang, lahir kurang bulan atau berat lahir rendah, lingkungan keluarga terutama pola asuh yang diterapkan, dll. Dalam hal ini peran kita sebagai keluarga tentunya sangat dibutuhkan, misalnya dengan memberikan dorongan moril atau membantu melakukan intervensi di rumah. 

Upaya Pencegahan 

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi/anak pra sekolah yang mengalami hambatan perkembangan. Kemungkinan besar akan mengalami gangguan belajar di kemudian hari. Secara umum ada beberapa aspek perkembangan yang dapat dinilai atau dilatih. Pertama aspek sosialisasi dan kemandirian yaitu cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar, misalnya membalas senyum atau bermain dengan teman sebaya. Kedua adalah aspek motorik halus yaitu kemampuan mengkoordinasikan otot-otot kecil yang memerlukan kecermatan, misalnya mengambil benda kecil, menulis dan menggambar. 

Kemudian yang ketiga aspek motorik kasar yaitu kemampuan menggunakan otot-otot besar, seperti berjalan, berlari dll. Tak kalah penting ialah aspek bahasa yang mencakup bicara dan penegertian bahasa. Dan para ahli kini menambahkan aspek kecerdasan matematik, social, dll., yang dikenal juga dengan istilah Multiple Intelegencia. Agar tumbuh kembang anak mencapai hasil optimal, Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak bisa dilakukan stimulasi atau perangsangan yang meliputi aspek-aspek yang telah disebutkan tadi. 

Mengenai bentuk stimulasinya , kita bisa berkonsultasi dengan dokter anak untuk menyesuaikan berdasarkan umur perkembangan yang dimiliki anak. Persiapkan anak sejak dini agar siap untuk masuk sekolah. Persiapannya pun bukan dengan cara memberi tugas yang banyak atau menerapkan disiplin tinggi. Semua aspek perangsangan bisa dilakukan dalam kegiatan bermain mereka.

12 komentar:

  1. Saya baru sj diskusi dg teman yang berprofeai sebagai guru. Menurutnya sistem pendidikan kita masih memandang nilai sebagai hasil akhir utama.

    Terbayang posisi anak tetangga Mba. Saya pun dulu kalau ulangan nilainya di bawah nilai tertentu langsung keringat dingin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untungnya saya sih dulu ga digituin sama orang tua.. *soalnya diasuh sama kaka* hewhehe

      Hapus
  2. Tidak bisa dipungkiri sih, walaupun nilai bagus bukanlah tolok ukur kecerdasan seseorang tapi kenyataannya selali nilai baguslah yg dipergunakan untuk mengukur secara cepat. Jika seorang anak sampai memiliki nilai jelek lalu orang tuanya marah dan menganggap sianak bodoh, justru seharusnya si orang tua itu yang harus dipertanyakan kemana saja selama ini kok bisa pertumbuhan anaknya seperti itu. Orang tua harus bijak dan selalu mengevaluasi diri serta harus terus mengikuti perkembangan belajar anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mas Ed.. peran utama orang tua untuk bisa mengontrol mereka dengan bijaksana yaa

      Hapus
  3. Balasan
    1. Iya sih Fik.. paradigma yang harus sesegera mungkin diubah

      Hapus
  4. kalau belajar ortu musti dampingi ya mbak.....biar anak semangat belajar

    BalasHapus
  5. harus komentar apa ya
    masih perlu banyak belajar tentang cara mendidik anak sih
    maklum, saya kan belum punya anak

    si sulung kalau mengerjakan tugas urusan menghafal pasti malas, tapi pas diberi tebakan matematika pasti tangannya udah pada gerak-gerak berhitung

    selamat pagi, salam tak bisa jempol dari pamekasan madura

    BalasHapus
  6. kalau mau anak nilai bagus memang sebaiknya orang tua gak cuma sekedar menuntut. Tapi harus bisa menyelami karakter anak. Cupaya bisa membantu proses belajar mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget sama mak Myra.. fokus sama kebutuhan anak itu yang terpenting :)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung di blog ini dan demi kesehatan jiwa dan raga *ahelah. Maaf komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus :))

Featured Post

NgeBlog Setelah Vakum 3 Tahun, Gimana rasanya?