Sedikit cuplikan kisah Penyebab
Kesulitan Belajar Pada Anak. Lia, anak tetanggaku. Dia baru duduk di klas 5
sekolah dasar,tampak murung sesaat setelah menerima rapornya. Nilai yang
didapatkan sangat tidak baik, alias banyak merahnya. Dalam benaknya sudah
terbayang reaksi orangtuanya, dan hukuman apa yang bakal ia terima.
Kisah ini merupakan gambaran bahwa nilai akademik di
sekolah merupakan tanggung jawab Lia sebagai anak sekolah. Jika gagal, orangtua
Lia langsung mengecapnya sebagai anak yang malas atau bodoh. Kemudian, biasanya
orangtua Lia langsung menerapkan disiplin tinggi dalam belajar. Tak jarang Lia
diharuskan pula mengikuti berbagai macam les dengan harapan nilai-nilainya
meningkat.
Sikap Bijak Orangtua
Orangtua yang bijak tentunya lebih menitik beratkan pada
proses belajar. Untuk mengetahui apakah anak mampu menyerap pelajaran dengan
baik, alangkah baiknya ikut belajar bersama dengan anak. Bial anak mengalami kesulitan belajar, bantulah mereka. Dari
pengalaman ini tentunya kita sebagai orangtua memiliki gambaran apa saja Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak yang
dihadapi tersebut. Kesulitan belajar merupakan masalah kompleks yang sering
membuat orangtua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar memang
banyak ditemukan pada anak usia sekolah ini. Secara umum kenali anak.
Apakah
mereka mengalami kesulitan dalam mendengar, berbicara, menulis, logika,
kemampuan matematik, atau mungkin adanya tingkah laku. Bila ada hal yang
mencurigakan, coba ingat kembali riwayat penyakit yang pernah dialaminya,
misalnya penyakit kejang, lahir kurang bulan atau berat lahir rendah,
lingkungan keluarga terutama pola asuh yang diterapkan, dll. Dalam hal ini
peran kita sebagai keluarga tentunya sangat dibutuhkan, misalnya dengan
memberikan dorongan moril atau membantu melakukan intervensi di rumah.
Upaya Pencegahan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi/anak pra sekolah yang mengalami hambatan
perkembangan. Kemungkinan besar akan mengalami gangguan belajar di kemudian hari.
Secara umum ada beberapa aspek perkembangan yang dapat dinilai atau dilatih.
Pertama aspek sosialisasi dan kemandirian yaitu cara berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, misalnya membalas senyum atau bermain dengan teman sebaya.
Kedua adalah aspek motorik halus yaitu kemampuan mengkoordinasikan otot-otot
kecil yang memerlukan kecermatan, misalnya mengambil benda kecil, menulis dan
menggambar.
Kemudian yang ketiga aspek motorik kasar yaitu kemampuan
menggunakan otot-otot besar, seperti berjalan, berlari dll. Tak kalah penting
ialah aspek bahasa yang mencakup bicara dan penegertian bahasa. Dan para ahli
kini menambahkan aspek kecerdasan matematik, social, dll., yang dikenal juga
dengan istilah Multiple Intelegencia. Agar tumbuh kembang anak mencapai hasil optimal, Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak bisa dilakukan stimulasi atau perangsangan yang meliputi
aspek-aspek yang telah disebutkan tadi.
Mengenai bentuk stimulasinya , kita
bisa berkonsultasi dengan dokter anak untuk menyesuaikan berdasarkan umur perkembangan
yang dimiliki anak. Persiapkan anak sejak dini agar siap untuk masuk sekolah.
Persiapannya pun bukan dengan cara memberi tugas yang banyak atau menerapkan
disiplin tinggi. Semua aspek perangsangan bisa dilakukan dalam kegiatan bermain
mereka.
Saya baru sj diskusi dg teman yang berprofeai sebagai guru. Menurutnya sistem pendidikan kita masih memandang nilai sebagai hasil akhir utama.
BalasHapusTerbayang posisi anak tetangga Mba. Saya pun dulu kalau ulangan nilainya di bawah nilai tertentu langsung keringat dingin.
Untungnya saya sih dulu ga digituin sama orang tua.. *soalnya diasuh sama kaka* hewhehe
HapusTidak bisa dipungkiri sih, walaupun nilai bagus bukanlah tolok ukur kecerdasan seseorang tapi kenyataannya selali nilai baguslah yg dipergunakan untuk mengukur secara cepat. Jika seorang anak sampai memiliki nilai jelek lalu orang tuanya marah dan menganggap sianak bodoh, justru seharusnya si orang tua itu yang harus dipertanyakan kemana saja selama ini kok bisa pertumbuhan anaknya seperti itu. Orang tua harus bijak dan selalu mengevaluasi diri serta harus terus mengikuti perkembangan belajar anak.
BalasHapusBetul banget mas Ed.. peran utama orang tua untuk bisa mengontrol mereka dengan bijaksana yaa
HapusKebanyakan sih gitu :)
BalasHapusIya sih Fik.. paradigma yang harus sesegera mungkin diubah
Hapuskalau belajar ortu musti dampingi ya mbak.....biar anak semangat belajar
BalasHapusSebisa mungkin sih begitu mas Daniel :D
Hapusharus komentar apa ya
BalasHapusmasih perlu banyak belajar tentang cara mendidik anak sih
maklum, saya kan belum punya anak
si sulung kalau mengerjakan tugas urusan menghafal pasti malas, tapi pas diberi tebakan matematika pasti tangannya udah pada gerak-gerak berhitung
selamat pagi, salam tak bisa jempol dari pamekasan madura
Met pagi lagi dah :D
Hapuskalau mau anak nilai bagus memang sebaiknya orang tua gak cuma sekedar menuntut. Tapi harus bisa menyelami karakter anak. Cupaya bisa membantu proses belajar mereka
BalasHapusSetuju banget sama mak Myra.. fokus sama kebutuhan anak itu yang terpenting :)
Hapus