Sabtu, 17 Juni 2017

Live To The Max! Bersinergi Dengan Keadaan

Bismillahirohmannirrohim.

Hidup yang jelas dari pengalaman, menghidupkan makna hanya dari pemahaman artinya selama saya mengarungi kehidupan ini tak kurang dari berbagai deraan ombak dan tiupan angin sepoi-sepoi. Kadang menyejukkan kadang perih dirasakan. Saya terlahir dari keluarga sederhana yang untuk sekadar makanpun harus berjuang mati-matian. Masa kecil saya tidak sebagaimana umumnya anak-anak yang bisa dengan bebas mendapatkan apa yang diinginkan.

Kerap menahan tangis saat lapar mendera karena tidak ada yang bisa dimakan saat itu, harus menunggu kedatangan Bapak yang tidak menentu jam pulang kerjanya. Beruntung saya punya sifat cuek dan tomboy, sesulit apapun kedaan yang menimpa tidak pernah sekalipun membuat hidup saya patah arang, ditengah ketidakberdayaan ekonomi keluarga alhamdullilah saya selalu punya ide untuk bisa memenuhi kebutuhan utama satu itu, makan.

Saya kecil dipaksa dewasa oleh keadaan

Disaat para tetangga membutuhkan pertolongan entah itu mengambilkan air, memijat atau dimintai tolong membeli kebutuhan meraka. Maka dengan sigap saya selalu mengiyakan permintaan itu. Tidak perduli berapapun materi yang diberi selalu saya terima dengan gembira, malah terkadang hanya diupah dengan sepiring nasi pun saya sangat senang. Pernah juga menjajakan es pepaya dan pisang molen, saat itu usia tujuh tahun kalau tidak salah ingat. 

Ada kejadian lucu sewaktu berjualan es pepaya, saat menjajakan diwaktu terik matahari tanpa sadar sepanjang perjalanan es pepaya itu saya makan. Alhasil sewaktu ada orang yang mau beli, esnya sudah habis saya makan. Tidak paham dan tidak tau harus bagaimana mengatakan hal ini kepada pemilik es, dengan enteng saya bilang kalau esnya habis saya makan. 

Dimarahin? Pastinya, dan saya tidak diperbolehkan lagi berjualan. Lain lagi cerita sewaktu berjualan pisang molen, dagangannya laris terus tiap hari namun keuntungan yang didapat tidak saya nikmati sendiri, keuntungannya itu sering saya berikan kepada seorang teman yang kehidupannya tak jauh beda dengan saya, hanya saja dia seorang anak yatim. Dan saya memang punya sifat tidak tegaan. Apa yang saya punya selama itu ada pasti akan saya bagi dua.

Membangun ambisi

Melihat keadaan sekitar dan kejadian sehari-hari, membuat saya berpikir keras bagaimana caranya bisa mengubah dunia dan keadaan, saya tidak ingin melihat orang-orang yang senasib dengan saya larut dalam kepasrahan menerima nasib yang itu-itu saja. Mulailah saya bergerak dengan pikiran-pikiran dibarengi ide yang terkadang nyeleneh, diluar kebiasaan orang. Mulai dari mengumpulkan teman-teman, membuat berbagai prakarya dari barang bekas untuk di jual nantinya.

Alhamdullilah apa yang saya lakukan itu terdengar oleh pihak sekolah dan sayapun mendapat penghargaan dengan diberikan beasiswa untuk jangka waktu lima tahun (waktu melakukan kegiatan itu saya masih kelas 1 SD). Hal ini pun diikuti dengan nilai-nilai sekolah lumayan baik. Saat itu saya berpikir, tidak mentang-mentang mendapat beasiswa lantas seenaknya, saya harus mampu menunjukkan prestasi demi balas budi kepada pemerintah dalam hal ini sekolahan.

Mengejar kesesuaian, live to the max!

Beranjak dewasa dan berumah tangga, kembali terulang kisah masa kecil, ya, ekonomi, walaupun tidak sama kejadiannya. Sempat stres dan marah, beruntungnya saya bukan tipe orang yang mudah putus asa, ditengah keterpurukan ekonomi setelah suami terkena PHK besar-besaran dan suami sampai hilang semangat utuk mencari pekerjaan, kehidupan saya saat itu seakan berada dititik terendah.

Beruntung Allah memberi ujian seberat itu yang membuat saya nyatanya mampu bangkit dan bergerak. Mulailah dengan mencari pemasukan untuk membantu suami dari berjualan kerudung, masakan, kerupuk, menjualkan barang dagangan (baju dan peralatan rumah tangga) orang, semua saya lakukan dengan penuh keikhalasan, sampai akhirnya bisa mendirikan sebuah warung kecil-kecilan. Bahagia rasanya bisa memampukan diri.

Sebagai penyuka tantangan, suatu saat sewaktu saya bekerja di sebuah salon kecantikan. O iya, ditengah kebahagian bisa mendirikan warung itu, saya mendapat tawaran dari seorang teman untuk mengisi lowongan pekerjaan di Salon. Ini kesempatan baik bagi saya untuk mengembangkan diri, dan kembali lagi-lagi demi kesejahteraan keluarga.

Bermodalkan tekad saya diterima di salon sebagai asisten kapster dengan tugas beres-beres dan mencuci rambut. Tugas itu hanya saya lakukan selama tiga bulan saja, saya akhirnya dipercaya untuk melakukan tugas sebagai hairstylish dan make up. Apakah saya punya basic untuk melakukan tugas itu? Sama sekali tidak. Saya hanya belajar dari lingkungan dengan seringnya memperhatikan teman yang sedang memotong rambut atau merias wajah.

Ini tandanya penghasilan sayapun meningkat, alhamdullilah tentunya. Dan sebuah kendaraan roda dua pun saya miliki, meskipun dengan mencicil selama tiga tahun dan melunasinya sebelum waktunya.

Semakin aktifnya di dunia pekerjaan itu membuat saya harus benar-benar memperhatikan kesehatan tubuh, karena bekerja di Salon bisa seharian berdiri, tangan bekerja tanpa henti, tak jarang hal ini sempat membuat tubuh drop.

Beruntung waktu itu ada klien di salon yang menyarankan untuk mengkonsumsi Theragran-M jadi saat sakitpun tidak perlu berlama-lama, dan Theragran ini memang nyata ampuhnya sebagai vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan juga mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit. Jadi saya pun mampu beraktivitas kembali dengan cepat.

Source by jejakatadotcom
Inilah saya sekarang, yang selalu tertantang dengan pekerjaan lain dengan berkecimpung di dunia blogger, banyak sebenarnya kejadian-kejadian yang memilukan dan miris tapi saya belum sanggup menceritakannya. Yang jelas dibalik semua itu menjadikan saya pribadi yang berusaha untuk selalu tegar dan bersemangat dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

Dan dengan tulisan ini ada berjuta harap dan impian untuk bisa berbagi kepada sesama teman blogger lainnya ataupun siapa saja yang membaca kisah ini, bahwa hidup itu hanya bisa dilakukan dengan perbuatan. Ingin maju ya bergerak, ingin sukses ya bekerja keras.

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M*

Jumat, 16 Juni 2017

Mau Pulang Atau Pergi Pakai Pesawat Biar Efisien

Mau Pulang Atau Pergi Pakai Pesawat Biar Efisien
Mudik telah tiba..Mudik telah tiba. Horeee..horeee...hatiku gembira.

Deuuh yang sebentar lagi mau mudik pastinya senang dong ya. Sudah tidak sabar bertemu keluarga dan teman-teman masa kecil. Tentunya ingin juga merasakan liburan yang hemat dan berkesan. Kenapa harus dengan pesawat terbang? Karena masih banyak orang-orang menghindari pergi menggunakan pesawat terbang dan lebih memilih untuk pergi menggunakan mobil, bus, atau kereta dengan alasan lebih murah dan hemat. Padahal, bepergian dengan pesawat itu memiliki keuntungan tersendiri lho. Misal;

Efesien diwaktu

Sebenarnya menggunakan pesawat transportasi terbang akan lebih menghemat waktu, terutama untuk perjalanan yang jauh. Kita tidak akan mengalami kemacetan di jalan, waktu yang tersisa pun bisa dimanfaatkan untuk jalan-jalan ke tempat rekreasi atau berbelanja.

Tenaga tidak terkuras

Karena dengan menggunakan pesawat terbang tentunya mempersingkat perjalanan, hal ini selain menghemat tenaga, kita juga bisa langsung melakukan aktivitas tanpa harus merasakan kelelahan atau kecapean di perjalanan tadi.

Hemat waktu dan mudah

Selain harga tiket pesawat yang bersaing dan murah. Jangkauan rute hingga ke pelosok, dengan pesawat terbang memungkinkan kita untuk pergi ke tempat tujuan terpencil sekalipun. Dan juga dengan naik pesawat terbang itu, tidak perlu repot mengurus barang bawaan, tinggal kita serahkan semua pada layanan maskapai yang akan kita tumpangi.

Keamanan dan kenyamanan terjamin

Nyatanya naik pesawat terbang lebih aman dibanding kendaraan lainnya lho. Hal ini terbukti dari angka kecelakaan pesawat terbang terbilang lebih sedikit jika dibandingkan dengan angka kecelakaan motor ataupun mobil. Saat membawa barang berharga pun pastinya lebih aman jika naik pesawat.

Selain memperhatikan keselamatan jiwa dengan pelayanan dan kenyamanan yang diberikan maskapai penerbangan , kita tidak perlu khwatir merasakan ketidaknyamanan saat menempuh perjalanan apalagi harus berdesakan dengan penumpang lain seperti di dalam kendaraan Bus, Motor ataupun Mobil.

Adalah pilihan bijaksana jika kita pergi mudik ataupun pulangnya menginginkan sebuah perjalanan aman, nyaman dengan pelayanan yang baik dan segudang keuntungan lainnya. Ini saat menggunakan transportasi udara. Oiya, semua hal diatas saya ketahui dari seringnya mendapat info-info dari komunitas #SobatAviasi yang mana saya sebagai anggota didalamnya. Kalian bisa gabung juga kok disini ya https://www.facebook.com/djpu151/ atau bisa juga akses Instagramnya @DJPU151





Minggu, 11 Juni 2017

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Hari itu, selepas menghadiri sebuah acara di Hotel Novotel, Bandung. Seorang teman mengajak saya untuk kongkow sejenak, ya sambil rumpi-rumpi dikitlah. Kebetulan hari itu Hari Sabtu, ajakan itu langsung saya iyakan. Mahlum saya memang amat jarang punya me time, jadi kenapa tidak menyenangkan diri berkumpul bareng teman seprofesi.

Fix saat itu kami memesan ojek online, saya, Astri Novia, Ratry, Dedew sama Desverani. Tempat yang di tuju berada dikawasan Bandung barat, tepatnya di kawasan Dago Resort, Monggolian Grill Joglo. Resto yang terbilang masih baru bediri sekitar enam bulanan. Dalam hati sih tadinya sudah terbayang resto di kawasan Dago pasti mahal, ya tahu sendiri kalau daerah Dago itu tempatnya orang-orang elit.

Empat orang kawan sudah beranjak pergi menuju tempat, sedangkan saya kebetulan kebelet pipis, jadi saya paling belakangan. Alhamdullilah, tidak lama ojek online yang saya pesan tiba (menurut notif dari dari sms) begitu keluar dari Hotel, ternyata akang ojeknya belum muncul dilihat lagi posisi akang ojeknya masih sekitar lima belas menitan lagi, duh. Bisa jadi ini sih karena lalu lintas sedang macet, maklum weekend. Bolak-balik saya tanya ke akan ojek posisinya lagi dimana, jawabnya sudah dekat. Untung saya telponnya pake XL, yang cuma dikenakan 1 rupiah ke semua operator. Jadi enggak nyedot pulsa, aman pokoknya.

Sambil nunggu di depan Hotel itu, ya sempet-sempetnya sih akses youtube lumayan nonton Youtube juga free, XL gitu loh! Hihihi. Waktu berlalu detikpun berganti ke menit yang dinanti tak kunjung tiba, resah dan gelisah menunggu disini disudut sekolah.. eh salah, Hotel, Abaikan. Lantas, tidak sengaja saya lirik sepeda motor yang ada di samping ada orangnya yang tengah ngotak-ngatik hape, saya perhatikan nomer motornya kok sama dengan motor yang di order.

Lalu pandangan kami beradu ... jreng jreeeeng” maaf Mas, ojek bukan ya? Tanya saya. “mmm, iya Bu, saya lagi nunggu penumpang dari tadi. “Atas nama Ibu Yuli bukan, ya?” tanya saya lagi. “Iya, betul Bu..” Ya ampuuun.. mas mas, kenapa enggak nelepon sih? Saya dari tadi nungguin. Dengan mimik muka setengah greret (pengen ngasih bazoka), saya pun langsung nyamber helm. Ya udah, Cabut! Saya telat nih. “Siap, Bu..!” Drama pun berakhir setengah tragis.

Menerobos kemacetan, memang jasa ojek online itu bisa diandalkan. Kami seperti sedang mengejar penjahat, laju motor dibuatnya seperti tanpa beban. Namun, keinginan tiba di tempat tujuan tepat waktu pun ternyata masih jauh dari kata klop. Kami tersasar lumayan jauh dari tempat yang dituju, lantas apa gunanya tadi seakan-akan beraksi di film Renegade (jadul pisan nya wkwkwkk) kalau hasilnya ternyata nyasar. Baiklah mungkin ini ujian jiwa, halah.

Akhirnya, ketemu juga tempat yang di tuju Monggolian Grill Joglo, beres bayar ojek saya pun langsung masuk area Resto, hmm, suasana resto ini sejuk banget dan luas. Begitu masuk langsung di sapa teman-teman yang sudah dari tadi tiba dan tengah menikmati hidangan. Mencium aroma menunya membuat perut saya langsung bergoyang. “Udah, sana pesen dulu.. tuh disana (nunjuk ke sudut ruangan)” ucap Astri. Masih sedikit agak bingung saya pun berjalan ke tempat yang di tunjuk.
Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Ada hindangan dari sebuah meja memanjang yang berisikan aneka sayur mayur, jamur dan aneka saus, di sampingnya tersedia penggorengan pipih cukup besar.
Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo
Seorang chief yang berdiri di samping penggorengan langsung mempersilahkan saya untuk memilih menu, sambil memilah-milah saya pun bertanya kenapa ada kuali besar. Dijawab oleh mas koki “Ibu pernah lihat acara tv Kungfu Chef?..” Nah, ini seperti itu, semua di masak saat itu juga sesuai selera konsumen. Setelah semua bahan terkumpul di satu piring yang tadi di sodorkan chief, saya sodorin kepada chiefnya. Dan tidak menunggu lama, semua bahan sayuran masuk ke atas pinggan yang besar tadi. Dan saya pun ikut merasakan sensasi memasak ala mongolian, seru.

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Oiya, menu yang ditawarkan cukup bervariasi mulai dari, Chicken Wings, Nasi Iga, Mie Siram Iga, Bebek Goring Joglo, Tenderloin Steak, Mie Goreng Joglo, Pan Scared chicken Salad serta Sop Buntut. Katanya menu Mongolian Grill Joglo ini unik dan langka, dan pula ini merupakan satu-satunya di Bandung lho yang punya konsep resto dan cafe seperti itu. Jangan khawatir harga menu disini masih cukup terjangkau, murah, dibawah 100an.
Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Resto dan Cafe Mongolian Grill Joglo merupakan perpaduan masakan khas Mongolia dan bangunan pendopo adat jawa yang dinamakan Joglo, dimana seluruh bangunan didesain khusus dan dibuat seasli mungkin khas rumah joglo. Menurut pemiliknya, Bapak Joko, semua material yang ada di resto dan cafe ini sengaja didatangkan dari Solo dan ini juga merupakan bangunan asli dari Solo yang memang sengaja di pindahkan.
Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Kulineran Di Bandung Mampir Di Mongolian Grill Joglo

Dengan menempati tanah seluas 7000 meter, untuk bangunan seluas 950 meter sisanya di manfaatkan untuk sarana pendukung lainnya mulai dari parkir, taman serta penginapan dengan kapasitas kalau tidak salah, 19 kamar untuk saat ini. Pokoknya kalau mau kulineran di Bandung dengan tempat yang lumayan cozy, bisa memandangi Kota Bandung dari ketinggian, hawa sejuk. Sudah deh mending mampir ke Monggolian Grill Joglo yang beralamat di Jl. Raya Resort No 19 Dago Pakar. Jangan lupa ajak-ajak saya, ya.