![]() |
foto credit by rosmellix.com |
Assalammualaikum semua, gimana puasanya, aman? Alhamdullilah kalau begitu. Ngomong-ngomong kalian pernah main ke Lembang, Bandung? Itu lho kawasan wisatanya Bandung Utara. Lembang ini terkenal dengan udara sejuknya apalagi kalau malam hari…brrr, dinginnya menusuk kulit! Jujur aku tuh amat sangat jarang pergi ke Lembang, bisa dihitung jari malah, itupun kalau ada event doang.
Kawasan Lembang Bandung sekarang sudah cukup padat penduduknya, hotel di Lembang dan penginapan lainnya lengkap mengelilingi kawasan ini. Bermunculan pusat wisata keluarga ada Farmhouse, Floating Market, De’Rance yang sangat terkenal juga wisata-wisata lainnya. Kalian bisa temui di sana. Untuk kuliner pun begitu juga banyak pilihan yang bisa disesuikan dengan lidah kita. Untuk memudahkan pemesanan temapt-tempat wisata dan Hotel di sana kalian bisa lho akses pegipegi.com.
Kenapa pegipegi.com? karena di sana kalian akan mendapatkan beragam kemudahan pembayaran, diskon juga promo, PepePoin sebagai potongan harga untuk transaksi berikutnya dengan jaminan harga terbaik. Untuk lebih mudahnya kalian coba unduh aplikasinya di Play Store ya. Supaya saat hendak memesan penginapan di Lembang untuk berwisata enggak ribet.
Nah, apakah kalian tahu kalau Lembang ternyata menyimpan kekayaan budaya yaitu situs petilasan Batuloceng atau batu lonceng. Dan, kebetulan silsilah keluargaku ada sangkut pautnya dengan peninggalan bersejarah satu ini. Silsilah petilasan Batuloceng memiliki arti tersendiri, menurut kuncen sekaligus adiknya kakek yang bernama bapa Entis, arti dan makna batu loceng adalah salah satu kekayaan alam yang telah diciptakan oleh ALLAH dengan kuasanya, sedangkan lonceng yang dibuat oleh manusia dijadikan sebuah prasasti yang bertujuan agar menjadi saksi atas keberadaan sebuah sejarah.
Kata batu dan lonceng di padukan menjadi sebuah kalimat yang sampai kini dikenal dengan Batu lonceng. Dikatakan Batuloceng konon bermula adanya bongkahan batu yang menyerupai sebuah lonceng dan diikuti dengan cerita rakyat bahwa akan terdengar suara lonceng yang konon bersumber dari batu tersebut yang berbunyi dalam keadaan tertentu.
Terbentuknya batu lonceng menurut para ahli, pada permulaan periode pleyistosin, beberapa aktifitas vulkanik dari daerah bandung utara membentuk sebuah kumpulan gunung api dengan ukuran dasarnya 20 KM, dengan ketinggian antara 2000 – 3000 MBPL. Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Sunda, sebuah gunung raksasa dengan sebuah kaldera di puncaknya.
Pada zaman Holosen, zaman dimana lahirnya sebuah gunung yang merupakan sebuah legenda juga yaitu gunung Tangkuban Parahu sebagai anak dari kaldera gunung sunda, dan gunung ini telah menutupi bagian timur dari disa gunung api yang lama, setidaknya gunung ini telah mengalami erupsi atau sebuah letusan sebanyak 3 kali dengan letusan yang sangat besar hingga mengeluarkan lava dan abu yang menutupi daerah Bandung bagian utara.
Terbentuknya gunung tangkuban parahu menurut cerita rakyat yaitu sebuah perahu besar yang di tendang oleh Sangkuriang hingga tertelungkup, atau dengan Bahasa sunda Nangkuban. Peristiwa itu terjadi kira – kira 6000 tahun yang lalu. Adapun muntahan dari erupsi yang kedua terjadi di bagian barat Ciumbuleuit dan sebagian lagi menyumbat sungai Citarum yang mengalir di lembah Cimeta(Padalarang), sehingga terbentuklah sebuah danau yang dikenal dengan nama Situ Hiang.
Danau yang telah surut airnya dan muncullah dataran tinggi Bandung yang sekarang telah menjadi Kota Bandung. Danau ini surut ketika sungai citarum telah tersumbat materual vulkanik, muntahan lava dan debu vulkanik dari gunung Tangkuban Parahu. . Secara tidak langsung batuloceng ini “konon” ada sangkut pautnya dengan legenda sangkuriang.
Dataran tinggi Bandung yang terkenal dengan kesuburan tanahnya merupakan hasil muntahan aktifitas vulkanik dari gunung Tangkuban Parahu. Sedangkan yang di namakan gunung Sunda yaitu gunung yang membentang dari gunung Manglayang di sebelah timur dan gunung Burangrang sebelah Barat. Keberadaan Batu lonceng ada diantara gunung Palasari dan gunung Bukit Unggul ini merupakan peninggalan seorang raja di Galuh pakuan yang bernama Prabu Wanara, atau orang sunda menyebutnya dengan nama Ciung Wanara.
Situs batuloceng sendiri dipelihara dengan baik oleh beberapa penjaganya atau istilahnya kuncen. Dan para kuncen ini menurut cerita mama yang dulunya diceritakan pula oleh ayahnya yaitu kakek ku. Bermula dari seorang pengembara dari daerah Banten bernama Sembah Haji Ghojali. Beliau bertugas memelihara Batuloceng dan diam-diam mengajarkan ajaran agama Islam serta seni bela diri.
Setelah beliau wafat maka yang menggantinya ialah pengembara dari Cirebon yaitu sembah haji Husein yang tugasnya sama dengan kuncen pertama. Ketiga, Eyang Wiradisuta. Keempat, Eyang Papak. Kelima, Eyang Pangudar. Keenam, Sembah Haji Mustapa. Ketujuh, Kiai Saripudin. Kedelapan,Eyang Aih Moh. Rohman Halil Sabana. Kesembilan, Mama Kiai Hasan Ma’ruf (kakek buyut) Kesepuluh, Bapak Iding (kakaknya kakek). Kesebelas Sutisna Saputra (Abah Entis) (adiknya kakek).
Tidak banyak yang aku ketahui dari cerita sesungguhnya, karena aku pribadi belum pernah mengunjungi keluarga ku di Batuloceng ini, sangat disayangkan memang. Suatu waktu aku harus bersua dengan mereka dan menjalin siturahmi kembali. Dan mungkin nantinya akan kuceritakan cerita yang sesungguhnya setelah mendengar langsung dari keponakan yang saat ini didaulat menjadi kuncen juga yaitu Kang Sugandi.
Kuda Simbol De'Rance |
Nah, apakah kalian tahu kalau Lembang ternyata menyimpan kekayaan budaya yaitu situs petilasan Batuloceng atau batu lonceng. Dan, kebetulan silsilah keluargaku ada sangkut pautnya dengan peninggalan bersejarah satu ini. Silsilah petilasan Batuloceng memiliki arti tersendiri, menurut kuncen sekaligus adiknya kakek yang bernama bapa Entis, arti dan makna batu loceng adalah salah satu kekayaan alam yang telah diciptakan oleh ALLAH dengan kuasanya, sedangkan lonceng yang dibuat oleh manusia dijadikan sebuah prasasti yang bertujuan agar menjadi saksi atas keberadaan sebuah sejarah.
Kata batu dan lonceng di padukan menjadi sebuah kalimat yang sampai kini dikenal dengan Batu lonceng. Dikatakan Batuloceng konon bermula adanya bongkahan batu yang menyerupai sebuah lonceng dan diikuti dengan cerita rakyat bahwa akan terdengar suara lonceng yang konon bersumber dari batu tersebut yang berbunyi dalam keadaan tertentu.
Terbentuknya batu lonceng menurut para ahli, pada permulaan periode pleyistosin, beberapa aktifitas vulkanik dari daerah bandung utara membentuk sebuah kumpulan gunung api dengan ukuran dasarnya 20 KM, dengan ketinggian antara 2000 – 3000 MBPL. Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Sunda, sebuah gunung raksasa dengan sebuah kaldera di puncaknya.
Pada zaman Holosen, zaman dimana lahirnya sebuah gunung yang merupakan sebuah legenda juga yaitu gunung Tangkuban Parahu sebagai anak dari kaldera gunung sunda, dan gunung ini telah menutupi bagian timur dari disa gunung api yang lama, setidaknya gunung ini telah mengalami erupsi atau sebuah letusan sebanyak 3 kali dengan letusan yang sangat besar hingga mengeluarkan lava dan abu yang menutupi daerah Bandung bagian utara.
Terbentuknya gunung tangkuban parahu menurut cerita rakyat yaitu sebuah perahu besar yang di tendang oleh Sangkuriang hingga tertelungkup, atau dengan Bahasa sunda Nangkuban. Peristiwa itu terjadi kira – kira 6000 tahun yang lalu. Adapun muntahan dari erupsi yang kedua terjadi di bagian barat Ciumbuleuit dan sebagian lagi menyumbat sungai Citarum yang mengalir di lembah Cimeta(Padalarang), sehingga terbentuklah sebuah danau yang dikenal dengan nama Situ Hiang.
Danau yang telah surut airnya dan muncullah dataran tinggi Bandung yang sekarang telah menjadi Kota Bandung. Danau ini surut ketika sungai citarum telah tersumbat materual vulkanik, muntahan lava dan debu vulkanik dari gunung Tangkuban Parahu. . Secara tidak langsung batuloceng ini “konon” ada sangkut pautnya dengan legenda sangkuriang.
Dataran tinggi Bandung yang terkenal dengan kesuburan tanahnya merupakan hasil muntahan aktifitas vulkanik dari gunung Tangkuban Parahu. Sedangkan yang di namakan gunung Sunda yaitu gunung yang membentang dari gunung Manglayang di sebelah timur dan gunung Burangrang sebelah Barat. Keberadaan Batu lonceng ada diantara gunung Palasari dan gunung Bukit Unggul ini merupakan peninggalan seorang raja di Galuh pakuan yang bernama Prabu Wanara, atau orang sunda menyebutnya dengan nama Ciung Wanara.
Situs batuloceng sendiri dipelihara dengan baik oleh beberapa penjaganya atau istilahnya kuncen. Dan para kuncen ini menurut cerita mama yang dulunya diceritakan pula oleh ayahnya yaitu kakek ku. Bermula dari seorang pengembara dari daerah Banten bernama Sembah Haji Ghojali. Beliau bertugas memelihara Batuloceng dan diam-diam mengajarkan ajaran agama Islam serta seni bela diri.
![]() |
foto credit by catatansamping.wordpress.com (kiri; Kiai Hasan Ma'ruf dan Salamah istrinya, Abah Iding baju putih dan Rukmini kanan, kakek ku digendong) |
Setelah beliau wafat maka yang menggantinya ialah pengembara dari Cirebon yaitu sembah haji Husein yang tugasnya sama dengan kuncen pertama. Ketiga, Eyang Wiradisuta. Keempat, Eyang Papak. Kelima, Eyang Pangudar. Keenam, Sembah Haji Mustapa. Ketujuh, Kiai Saripudin. Kedelapan,Eyang Aih Moh. Rohman Halil Sabana. Kesembilan, Mama Kiai Hasan Ma’ruf (kakek buyut) Kesepuluh, Bapak Iding (kakaknya kakek). Kesebelas Sutisna Saputra (Abah Entis) (adiknya kakek).
Tidak banyak yang aku ketahui dari cerita sesungguhnya, karena aku pribadi belum pernah mengunjungi keluarga ku di Batuloceng ini, sangat disayangkan memang. Suatu waktu aku harus bersua dengan mereka dan menjalin siturahmi kembali. Dan mungkin nantinya akan kuceritakan cerita yang sesungguhnya setelah mendengar langsung dari keponakan yang saat ini didaulat menjadi kuncen juga yaitu Kang Sugandi.
Batuloceng. Terdengarnya memang sangat legendaris ya penjelasannya. Tapi yg namanya cerita rakyat pasti ada hubungan sebab akibat dgn sejarah terbentuknya sesuatu benda sejarah. Walaupun terkadang kedaan sekarang mengggap hal dmikian mitos, tapi yakinlah itulah kekayaan budaya yg patut di abadikan.
BalasHapusBetul, budaya memang harus dijaga sebaik mungkin selasa bisa diselaraskan dengan norma
HapusCuma kalopun keasikan dengan sejarah, jangan sampai juga Gagal Move On.
Hapus🤣🤣🤣🤣
Belajar sejarah memang menarik, apalagi dengan sejarah kita yang banyak banget budayanya.
BalasHapusWah Bandung kotanya emang bikin kangen banget 😍😍 Eny pernah ke De' Rance ini sukaaa bgt sama wisatanya... Pengen balik lagi hhe
BalasHapusHayuk kalau ke Bandung lagi berkabar ya, ajak emakmu ini :))
HapusBaru denger ada Batulonceng, Kak. Kapan-kapan ke sana ah ... soalnya sering banget ke Lembang, berwisata, jalan-jalan, soalnya nggak ngebosenin lembang teh, mesti macetnya ruar biasa.
BalasHapusNah itu sih kendala satu-satunya, macet dan parah..suka males aja pergi ke arah Lembang
HapusKyknya pernah sepintas dengar Batu Lonceng.
BalasHapusMenarik belajar sejarahnya ya :D
Wah coba mak mumpung waktunya pas, keluarganya di Batu Lonceng dikunjungi :D
Iya, ntar abis lebaran sambil halbil kayaknya :)
HapusSy pernah ke lembang mak, dingin banget disana. Tp ke situs batulonceng sy blm mengunjungi nya. Kayaknya kental bgt budaya disana iya mak.
BalasHapusMak yul kok gk ngajak2 sih klw jalan2 ke lembang.hehehehe
Kayaknya aku udah komen di sini
BalasHapusAku lupa 😂😂
Maaak! Bikin aku makin pengin main ke Bandung ini mah ih. Udah berabad-abad pengin mampir Bandung tapi belum kesampaian juga. Menarik nih Batulonceng, tempat-tempat yang punya ceritanya sendiri emang selalu jadi kawasan yang memukau untuk dikunjungi.
BalasHapusHayuuk Tiw.. pankapan kita main bareng ke Bandung
HapusAga merinding gak sii...mak, batulonceng ini dianggap keramat..?
BalasHapusApa ada ritual khusus yang berkaitan dengan batulonceng?
Masih ada hubungannya sama Sangkuriang, baru pernah denger, dan baru tahu juga legenda asal muasal Bandung ternyata seperti itu. Nambah pengetahuan lagi ttg legenda ini
BalasHapuslembang ya.... disana mah banyak mak yang bisa di explore dan untuk mengetahui silsilahnya itu panjang hahha. yuk lah mak kapan kapan ajak gue ke bandung main gitu
BalasHapusLembang, dan aku baru dnger ttg si batu loceng, sejarahnya pun ternyata menarik ya batuu loceng ini. thanks loh Teh udah kasih rekomendasi tmpat wisata di lembang.
BalasHapusWow ternyata keluarga sendiri ya yang jadi kuncen turunan sejak zaman dahulu.
BalasHapussaya malah baru dengar situs ini
BalasHapusternyata sejarahnya jika ditelusuri makin menarik ya
semoga nanti klu ke bandung bisa mampir ke sini
siturahmi membawa rejeki lho mbak, buat jadi nyata niatnya. jangan maunya silaturahmi ke warung makan doang....
BalasHapusHalo.... cerita yang menarik, dan lebih menarik lagi ternyata sepertinya kita masih satu keluarga (besar).
BalasHapussaya dari keturunan aki Sunarya, beberapa nama yg masih saya ingat walau tidak tau langsung kakak/adik kakek al : aki winata, aki nana, aki dayat, aki entis.
aki sunarya dimakamkan di komplek makam batu loceng, jadi klo mau ziarah biasanya kami naik bukit rame-rame, dulu biasanya kami ziarah sehabis lebaran, terakhir kesana tahun 2016.
coba kunjungi lokasi, lihat langsung batu loceng dan batu kujang, saat ini sudah jadi cagar budaya, dahulu saat saya masih kecil suasananya benar2 seperti masuk hutan, tidak dijaga, dan batu loceng juga pernah hilang, namun dikembalikan lagi oleh pencurinya.