Segelas kopi hitam yag sudah jadi kebiasaan menemani pagi ini dengan indahnya akan aku teguk setelah dua gelas air putih mengaliri dahaga di tenggorokan sisa hirupan nafas semalam yang kering. Tidurku hanya beberpa jam saja tadi malam tapi karena sudah jadi kebiasaan tiap bangun tidur atau teng jam 6 pagi, aku wajib meneguk dua gelas air putih.
Tadinya sih ingin menceritakan segala keresahan-keresahan yang dimilki, namun entah mengapa kalimat-kalimat itu seakan tertahan dalam hati dan pikiran saja. Jujur saat ini otakku penuh dengan kegelisahan dan kehampaan tentang apa dan bagaimana menjalani hidup ditengah berbagai tekanan. Aku bukan tipe orang yang suka mengutarakan isi hati atau pendapatku tentang suatu hal yang menurutku amat prinsif.
Kegundahaan ini hanya kerap aku adukan kepada sang pemilik Allah semata melalui lantunan doa-doa yang dipanjatkan tiap saat. Di saat ingin berontak pun hanya sanggup kupendam dalam hati sembari mencari jawaban, karena tahu jika berlama-lama memendam suatu masalah tanpa ada jalan keluar akan menyebabkan penyakit, terutama penyakit hati ini sangat aku hindari.
Jika setiap ada masalah tidak mampu aku temukan jawabannya, yang aku lakukan hanya mencoba pasrah dan ikhlas atas semua konsekuensi yang akan ditanggung lantas dibuat enjoy aja. Meyakini bahwa hidup memang semestinya dipahami, seberat apapun masalahnya. Antara membiarkan dan melupakan atau curhat pada seseorang yang bisa dipercaya merupakan sebuah pilihan.
Mood pagi ini sedikit plin plan sesuai nyanyian yang aku dengar, awalnya lagu-lagu melow, rap hingga rock. Saat lagu melow hatiku seakan terbawa gundahnya lirik-lirik yang dilantunkan, begitu musik rap terdengar jiwa muda ini langsung sumringah hahaha. Terlebih saat musik rock menggema dari headphone Sony ku seolah-olah membakar semangat pagi ini.
Banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan dari kemarin, karena tiga hari ini moodku menjengkelkan. Antara muak dan lelah menyatu dalam otak hingga tak sanggup mengerjakan pekerjaan lainnya pun. Ingin rasanya melampiaskan kelelahan ini, shooping misalnya tapi aku bukan tipe begituan, kalau pun mau jatuhnya bukan belanja kebutuhan pribadi, payah emang wkwkwwk.
Bayangkan saja setiap aku masuk mall lirikan mata buka pada jejeran baju-baju atau aksesoris wanita tapi ke aksesoris alat-alat pertukangan wkwkwkwk mulai dari obeng, tang, palu sampai mesin-mesin pertukangan bisa berlama-lama aku memperhatikannya. Beli? hahahah.. enggaklah, paling cuma berpikir mesin ini tercipta sebegitu detailnya, yang membuat alat ini pasti sangat jenius.
Dan aku tiba-tiba berkhayal seandaikan bisa menciptakan alat, sebuah mesin penghasil energi untuk membantuk memperpanjang nafas *getok kepala sendiri* yakali, kalau Allah sudah berkehendak mah mau sepanjang apapun nafas kalau sudah waktunya ya gak ngaruh. *bodoh kali. Ah, kalau gitu ganti aja deh mengkhayalnya... hmm, tapi apa ya?
Ah iya, gimana kalau berkhayal jika suatu saat aku menjadi seseorang yang namanya selalu ada dalam antrian untuk diwawancara tv, eh enggak deng gak mau ah kalau ini, ribet sama warganet sekarang yang julidnya tingkat dewa. Takut terpancing emosi ntar aslinya keluar, jadi reman lagi yang sanggup memerangi kebringasan tentara api, karena aku punya ajian menusuk dari belakang (eh ini mah biasanya pelakor) ganti ah jadi jurus melipat udara (apaseh)
Yang ada malah ntar dicari-cari polisi terus aku kabur dan jadi buronan yang paling dicari... tidaaaaaak!! Udah ah, stop dulu sampai di sini, ntar jadi gila beneran hahahha.
Sebagai warganet yang budiman, Aku siap melihat emak jd Reman, biar emak bebas luapkan kegelisahan akan tekanan, eaaak
BalasHapuswkwkwkwk... hahahha.. fix gak usah jadi reman
HapusIt's play to not be okay kata drama Korea yang lagi hits itu mba
BalasHapusKalau menghayal sebelum tidur gimana mbake? wkwkwkw
BalasHapusIni kapan mau di update lagi blognya???
BalasHapus