
Sebenarnya sudah lama kupendam kisah ini, belum sempat kutuangkan kedalam tulisan karena ternyata aku masih menyimak dan menelisik sebab sebab kejadiannya. Awalnya aku hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Mengurus segala kebutuhan keluarga. Otomatis dong tiap hari selalu ada dirumah, sesekali aku sengaja bertandang kerumah tetangga sekedar ngobrol yang simpel simpel aja. Kebetulan para tetanggaku ini satu profesi denganku yaitu IRT...hehehe
Kami suka saling curhat tentang semua hal yang telah dialami, tengah dialami dan yang akan dialami. Saking deketnya sampai sampai tidak sungkan lagi untuk menceritakan segala permasalahan yang menimpa masing masing. Entah itu soal kebutuhan ekonomi, perilaku bahkan urusan badroom-pun kami curhatkan. Ada saja tingkah polah para tetanggaku ini dan yang jelas karakter mereka unik semua.
Si Ibu A, sukanya bercerita tentang keunggulan anak anaknya yang memang cerdas dan pintar. Si Ibu B, sukanya bercerita tentang mertuanya yang nyebelin, tapai si Ibu ini kalau bicara suka rada rada porno. Si Ibu C, suka menceritakan segala kekurangan suami dan si Ibu D, suka mencari kabar terbaru diarea komplek dimana kami tinggal. Aku sendiri, sukanya hanya mendengarkan, senyum kecil atau tertawa terbahak bahak apabila ada celotehan salah seorang diantara kami yang lucu. Begitu selalu kegiatan yang kerapkali kita lakukan. O, ya kita suka ngadain makan bersama dengan membawa lauk pauk masing masing. Hmm...Kalau mengingat ini, seru dan indah karena ada kebersamaan diantara kami. Tapi aku selalu diberi warning oleh suami agar jangan terlalu dekat dengan tetangga, katanya "boleh dekat tapi jangan terlalu dekat dan jangan juga terlalu jauh dengan tetangga, karena suatu saat bakalan ada perselisihan" katanya.
Tiba waktunya aku merasakan kejenuhan yang teramat sangat dengan segala rutinitas dirumah, ngurus anak, nganter sekolah dan bla bla bla..Lalu kuutarakan pada suami bahwa aku ingin bekerja, karena anak anak sudah mulai besar dan mandiri. Singkat cerita aku diperbolehkan bekerja keluar dari rumah, sebagai salah satu karyawan swasta. Pergi pagi dan pulang menjelang malam. Itulah kegiatanku saat itu selama hampir empat tahun lamanya. Dan kini aku kembali menjadi Ibu Rumah Tangga kembali, kenapa? karena ternyata aku positif hamil. Dan suami menyarankan untuk berhenti dulu. Aku mengikuti apa yang dianjurkannya, karena mengingat faktor usia u... *tapi awet muda ko*..hehehe.
*****
Dan kini akupun kembali ke (leptop) rumah, mengerjakan hal biasa lagi. Namun ada yang berbeda kali ini, kuperhatikan lingkungan sekitar rumahku jadi lebih sepi, tidak seperti dulu. Selain sebagian sudah ada yang pindah keluar kota tentunya. Suatu ketika aku tengah berada diwarung. Dan biasa, kalau ibu ibu sudah pada ngumpul diwarung pasti ada sesuatu yang jadi bahan gosipan. Secara tidak sengaja aku mendengar kalau diblok rumahku ternyata lagi ramai dibicarakan orang, dan menceritakan tentang si Ibu B, yang katanya..ini baru katanya lho, dia suka akan hal hal berbau magic..iih serem amat.
Namun sebenarnya aku sudah tahu dari dulu tentang ini. Satu persatu para tetanggaku mulai berselisih satu sama lain. Seolah olah sengaja diadu dombakan oleh si Ibu B ini. Aku jadi teringat akan omongan suami tentang ini. Sampai sekarangpun diatara mereka masih saling bermusuhan (padahal mereka bersebelahan rumah), yang tidak diketahui apa kesalahan masing masing. Karena letak masalahnya tidak bisa terjabarkan dengan jelas. Dan aku yang memang sedari dulu tidak pernah pro sana sini, saatnya buatku untuk menyemai kembali cinta diantara kebersamaan dalam bertetangga. Yang kulakukan hanya hal kecil terlebih dahulu yaitu, berkunjung kesetiap rumah dengan terjadwal tentunya. Hari ini kerumah Ibu A, B, C, D dan seterusnya. Hanya sekedar menanyakan kabar atau sesekali kuajak untuk diskusi tentang membaca *so ngegurui banget ya* (tentunya diselingi dengan canda tawa). Entah itu tentang berita di koran, majalah dan televisi. Karena aku yakin kalau mereka *Ibu B* ini terlalu menjerumuskan diri dalam kejenuhan dan segala rutinitasnya tanpa mau membuka wawasan untuk dirinya sendiri.Jadinya yaitu tadi, suka mencari kesalahan orang lain.
Aku menaruh harapan suatu saat harus bisa memberi pemahaman kalau apa yang dilakukannya itu salah dan menjurus ke musrik. Padahal si Ibu B ini rajin banget ibadahnya (setahu aku ini ya) wallaualam. Namun permasalah ini belum mencapai titik temu sampai sekarang. Baru beberapa orang yang mulai bisa memahami dan mencoba untuk saling menjalin silahturahmi kembali.
Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani