Tampilkan postingan dengan label GA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Januari 2015

Rabu, 03 Desember 2014

A Self Reflection Jakarta - Bandung


Gara-gara GA nya Om Her nih, nyuruh merefleksikan blog, saya jadi keingetan lagi, hiks. Sedih bercampur haru juga malu *nah loh!* Iya, gimana nggak sedih. Setelah beberapa jam obrak-abrik blog. Lantas baca lagi postingan yang pernah saya buat dengan judul "Kisah Perjalanan Menuju Kantor". Nggak asik sih sebenarnya. Cuma yaa.. Ternyata eh ternyata postingan itu yang bikin mood ini kambuh, Setelah sebelumnya up and down *halah so englis-englisan :)*.

Tulisan itu saya ketik, ketika tengah dalam perjalanan dari rumah (Bandung) menuju Jakarta, tepatnya di Kalibata. Nah, dalam perjalanan itu, saya mendapati kejadian lucu bin ngenes. Tentang kisah sepasang suami-istri, yang kebetulan satu armada travel. Baydeway bukan itu sih inti cerita yang ingin saya refleksikan. Melainkan perjuangan saya mengais rejeki di Ibu Kota. *Duh, mulai lap air mata*

Hmm.. tarik nafas dulu ah, whuuuushaa.. Sedih nggak sih?, kita sebagai orang tua dengan sangat terpaksa harus meninggalkan anak-anaknya. Padahal mereka tengah membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Tapi, mau tidak mau saya melakukan ini, demi mereka juga. Demi keberlangsungan hidup kami. Karena hidup adalah pilihan, dimana saya harus mengeksekusi sebuah keputusan. Bahwa saya harus bekerja.

Pasti anda-anda sekalian bertanya "suaminya kemana?!".. Suami saya ada ko, masih sehat dan masih mencari nafkah. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya terhadapnya. Kami sepakat untuk bekerja sama. Sama-sama cari nafkah. Kami berdua tidak sempurna, pun dengan segala keterbatasan yang ada. Meski pada mulanya suami merasa keberatan dengan keputusan yang saya ambil. Butuh proses empat bulan, untuk mendapat restu dan ridhonya.

Lima bulan sudah berlalu *Oiya, saya sekarang berkantor di Bekasi, dulu di Kalibata. Masih perusahaan yang sama, dibidang penerbitan. Sebagai Marketing online. *Saya bukan penulis. catet ya, hihi.. tapi berharap jadi penulis sih* Semoga terkabul, aminkan dong *jangan tepok jidat ya*
Huhuhu.. Dengan menempuh perjalan Bandung-Jakarta tiap minggu. Sungguh sesuatu banget. Kadang sedih kadang sumringah.

Di hari Jumat malam, saya selalu ready. siap-siap pulkam. Dengan hati berjuta rasa. Dipelupuk mata, terlihat anak-anakku tersenyum bahagia menyambut kedatangan emaknya. Hmmm, jadi greget, pengen cepat ketemu, hik hik. Padahal perjuangan untuk bisa pulkam itu, jreng jreng jrengg.. haiyah, bisa menempuh waktu lebih dari empat atau lima-jaman. Dan berdiri pulak. Iya, dari Bekasi menuju Bandung, seringkali nggak dapat tempat duduk, alias BERDIRI! Padahal kalau dipikir lagi, bayar karcis dengan harga yang sama, kaya penumpang yang dapat kursi empuk itu tuh..*pengennya cakar-cakar kusri*.

Tapi, saya selalu berusaha bersikat tegar. Dibawa enjoy, yaa dinikmati gituu *lirik jari kaki sama betis*. Dan dari setiap kejadian ini, serius. Saya menemukan keasikan tersendiri. Menulis sambil berdiri (pake smartphone) tentunya. Dengan cahaya latar dari hp yang lumayan menyilaukan mata. Plus jadi pusat perhatian orang didalam bus...*kalo ini nggak disengaja* hihihi.

Yups, intinya buat saya, selama kita menikmati proses perjuangan hidup. Apapun yang jadi kendala, lewaaat! Saya berusaha untuk selalu berpikir positif, selalu menyemangati diri. Dan selalu berusaha untuk belajar dan belajar terus. Ya, inilah self reflection saya terhadap postingan yang pernah dibuat. Semua saya kembalikan ke diri sendiri. Sambil tak lupa untuk selalu bercermin. Sebagai pengingat diri.


Rabu, 06 Agustus 2014

Meniti Langkah Menggapai Mimpi dan Angan

Perjalanan waktu yang hendak ku lalui memang belum sesuai angan dan cita-cita. Begitu banyak rintangan yang menghadang. Tapi keyakinan untuk bisa survive sampai pada titik yang dituju, telah membulatkan tekad untuk terus maju dan menghalau segala ketidakmampuan.

Meniti Langkah
Sedari kecil impian-impian akan keberhasilan telah menjadikan ku sebagai mahkluk yang selalu bersemangat. Ini mungkin karena saya berasal dari keluarga sederhana bahkan mungkin sangat sederhana. Tempaan waktu dan kejadian membuat energi ini selalu berusaha kuat dalam menggapai impian.

Terbentuk dari lingkungan yang lumayan keras, sebagai pribadi saya acapkali menjadi menjadi sorotan orang-orang yang memandang dengan sebelah mata (padahal mereka punya dua mata, sangat disayangkan hihihi). Tapi mereka juga nggak salah kok, terkadang seringnya saya melakukan kesalahan "tidak disengaja" akibat dari ketidaktahuan karena ilmu yang dimiliki terbatas. Sebagian besar hanya melihat dari sisi pandangan pribadi mereka semata.

Dan kini kemajuan itu perlahan mulai terlihat, walaupun belum signifikan. Setidaknya saya telah berusaha keluar dari keterbatasan ilmu yang belum seberapa ini. Mampu mendobrak keadaan yang serba pas-pasan dengan energi dan ambisi untuk maju dengan bekerja keras dan pantang menyerah. Yang utama saya ternyata mampu mengalahkan kelemahan, keegoisan dan ketidakberdayaan sebagai mahkluk Tuhan yang tak sempurna dengan menyerap berbagai ilmu yang saya datangkan sendiri melalui, baca buku, berinteraksi dengan kawan dan banyak mendengarkan kisah-kisah kesuksesan orang lain. Karena sukses bagi saya adalah melawan ketidakmampuan.

Bahagia dan Mencintai Pekerjaan
Alhamdullilah usaha ku membuahkan hasil. Bukan materi semata yang dikejar (hihihi boong banget) tetapi ilmu disegenap bidang yang mampu menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih. *maaf kepedean* hehehe. Karena disisa usia ku yang tidak lagi remaja. Ada hal-hal yang tentunya terbatas dimiliki terutama fisik. Sebagai wanita saya bisa kuat menahan dan menjalani berbagai macan ujian hidup. Tetapi sebagai manusia yang diberi akal pikiran, senantiasa mensinergikan semua batasan ini. Karena keyakinan akan janji Allah..

"Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka berjalanlah disegala penjurunya. Dan makanlah sebagaian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan" (QS. Al mulk : 15)

"Orang mukmin yang kuat (dalam iman dan tekadnya) lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah dan masing-masing (dari keduanya) memiliki kebaikan, bersemangatlah (melakukan) hal-hal yang bermanfaat bagimu dan (mintalah) selalu pertolongan kepada Allah, serta janganlah bersikap lemah"

Setiap pekerjaan yang di lakoni, saya berusaha untuk mencintai dan menyenanginya. Dengan demikian ada energi positif yang mengiringi, ini memudahkan dalam bertindak dan tentunya akan ada apresiasi dari orang lain tanpa mengurangi kodrat sebagai mahkluk Tuhan.

Dalam benak selalu terbayang kelak jika Tuhan mengijinkan panjang umur. Ingin ku lihat dan rasakan buah dari kerja keras ini yaitu bisa menunaikan ibadah haji sebelum menghadap Illahi rabbi..amiin semoga doa ku ini terkabul.

Obat Awet Muda Meraih Mimpi
Ada 3S yang jadi pegangan yaitu Senyum, Sabar dan Syukur.
-Senyum otomatis ada otot-otot yang mampu menguatkan ekspresi wajah.
-Sabar pertanda kita mampu dan ihklas menjalani setiap ujian hidup.
-Syukur dibarengi selalu berpikir positif. Ini semua merupakan obat awet muda bukan hanya dari usia tapi pola pikir dan tindakan. Dengan begitu segala impian yang tertanam dalam benak insya Allah bisa terwujud.

                                    
                                                 

                       


Sabtu, 09 November 2013

Proyek Itu Bernama "Enok"

Entah sejak kapan impian itu selalu kubangun untuk mendatangkan keinginan yang sebenarnya. Mungkin yang aku ingat kala perasaan yang tersisihkan diantara kehidupan yang dijalani. Dimana setiap jalan yang kutempuh selalu saja terantuk dan berhenti dipikiran saja. Padahal selalu kulakukan beberapa motede dalam melaksanakan beberapa syarat dan prasyarat, entah itu melakukan riset atau sekedar menguji perasaan sendiri. Kubangun angan itu dalam setiap ingatan, sebelum tidur dan bangun dari tidur. Namun apadaya semua ya, itu tadi hanya berjalan dalam pikiranku semata.  Dalam cerita itu kuselaraskan diriku sebagai artis dalam setiap episode.


Niat

Tersimpan dalam khayalan semata, kubangun terus menerus impian itu. Sedikit demi sedikit mencurahkannya lewat catatan. Disetiap draff yang tersimpan selalu digaris bawahi. Sekedar mengingatkan tujuan. Menjadikan diri sebagai nara sumber, reportase sana-sini. Ternyata menambah semangat mengejar impian itu. Meskipun ada banyak kendala, entah itu waktu yang harus dibagi antara pekerjaan kantor dan urusan rumah tangga. Belum lagi dengan keberadaan bayi yang  membutuhkan perhatian lebih. Tetap niatan itu menjadi skala prioritas, untuk apa? Untuk kesejahteraan dan masa depan anak-anak.

Usaha

Dalam melaksanakan apa yang sedang dibangun, tidak lupa meminta saran dari para ahli dibidang penulisan, mulai dari cara menceritakan, menarik minat pembaca dan trik supaya pembaca bisa larut dalam cerita yang disajikan. Tidak sampai disitu usaha dalam mewujudkannya, banyak membaca hasil karya orang lain, berinteraksi dengan orang-orang. Karena ternyata, mereka bisa menjadi inspirasi dari sebuah cerita yang akan dibangun. Tidak merasa minder apabila ada banyak kritikan, karena sebuah ketidaksesuaian dalam cara berpikir bisa mengembangkan segala imajinasi yang dirancang. Justru harus semakin tertantang dan mencoba untuk membuktikannya. Meski itu memakan waktu yang tidak singkat, sabar dan banyak berdoa. Insya Allah Tuhan maha mengetahui dan maha segalanya. Karena niat dan usaha yang dilakukan pasti ada imbalannya, apapun bentuknya itu.


Rencana Cerita
Sebut saja namanya “Enok” ya sebuah nama yang desa banget dan agak sedikit norak atau jadul. Dia adalah gambaran dimana aku ingin menjadi seperti dirinya kelak. Seorang gadis desa yang lugu dan plos tapi mempunyai kemauan keras dalam perubahan dihidupnya. Enok pergi dari desa ke kota hanya untuk merubah nasibnya di kampung, dimana ia dan keluarganya hanya mampu menjadi budak tuan tanah. Di kota yang disinggahi, bertemulah Enok dengan seorang bule yang ternyata adalah seorang penulis dan sutradara kenamaan di Amerika sana, ia mungkin sudah ditakdirkan untuk bernasib mujur. Bertemu dengan seorang ekspatriat yang kebetulannya lagi adalah seorang penulis handal. Dan Enok tidak mengetahui ini. Awalnya Enok dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga. Dalam perjalanan cerita itu ada banyak intrik antara penulusuran sang bule tentang kehidupan yang coba dituangkan kedalam tulisan, juga usaha Enok mengikuti jejak sang majikan sampai harus bermasalah dengan Kedutaan. Ending cerita, hasil karya Enok ternyata dijadikan sebuah film yang mendunia. Tapi sang majikan ternyata tutup usia kala Enok mencapai keberhasilannya. Dan meninggalkan warisan, sebuah tulisan rahasia.

Akhir Yang Membaggakan 

Memang cukup lama sebuah proses yang dibangun dalam cerita itu, kira-kira sekitar dua puluh tahun yang lalu. "Ternyata aku telah mengangankannya sejak lama". Dan kudapati semua yang harapkan, materi keilmuan dan kesejahteraan. Terkenal dengan karya yang fenomenal, sungguh telah menjadi angan yang terpendam. Tinggal pelaksanaannya, mudah-mudahan segera terwujud. 



Kamis, 07 November 2013

LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH

Hidup dengan segala permasalahan, membuat-nya  menjadi seorang pribadi yang tegar dan pantang menyerah 

Berawal dari mimpinya sahabatku LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH Kisah nyata ini sengaja kutulis atas seijin dari yang mengalaminya. Sebut saja namanya Mia, ia adalah sahabatku yang pernah satu kos-an kala kami masih remaja. Seringnya kami bersama dalam suka duka, membuat ku sangat mengenal segala kepribadian baik luar maupun dalamnya. Mia, seorang gadis yang kehidupannya pas-pasan mengarungi jalan hidup dengan berbaur diatara teman-teman yang jauh diatas level tingkatannya. Ia sengaja menjerumuskan diri dalam dunia malam. Bukan keinginannya sebenarnya ia berbuat demikian, itu ia lakukan sekedar bertahan hidup dari carut-marut keluarganya. Mia pula yang menjadi tulang punggung keluarga.

Bekerja Paruh Waktu

Mia memang menyukai tantangan terlebih lagi saat menjalani pekerjaannya. Apa saja ia kerjakan selama itu menghasilkan materi. Tapi bukan berarti Mia seorang yang matrelialistis, ia melakukan semua itu demi mencukupi kebutuhan orang-tua dan adik-adiknya, terutama biaya sekolah. Bekerja disebuah Salon dan kebetulan aku yang menjadi mentornya sebagai asisten staylist. Mia tidak memiliki ijasah formal dalam bidang ini, tapi aku melihat kesungguhan dalam mendalami pekerjaannya. Cepat tanggap dan mudah mengerti apa yang ku ajarkan membuat Mia selalu bisa ku andalkan. Dan salutnya lagi ia ternyata nyambi bekerja di sebuah Restoran malam. Jam delapan pagi jadwal masuk kerja di Salon sampai jam enam sore, setelahnya dari jam setengah tujuh malam sampai jam satu malam, Mia bekerja paruh waktu. Tak pernah kulihat ia merasa kecapian atau lelah menjalani dua pekerjaan yang pastinya menguras energi. Selalu riang dan menyenangkan. disinilah awal mimpi LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH.

LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH
gambar pribadi

Namun lama kelamaan kulihat Mia makin hari makin menyusut bobot tubuhnya. Kurus kering dan sering ku lihat raut wajah yang kusam dan mata memerah seperti habis minum minuman keras. Tercium bau alkohol dari mulutnya. Setelah memasuki minggu ke empat dipekerjaan barunya, ternyata membuat Mia luluh dan menyerah di Salon. Ia mengundurkan diri. Tapi aku mengerti, bisa dibayangkan bekerja didunia malam walaupun itu sebuah restoran tetap saja akan ada efek dalam pergaulannya. Belum lagi teman-teman barunya, selalu mengajak kesana-sini. Entahlah apa yang diperbuat selanjutnya. Namun kami tetap berhubungan dengan baik. Mia selalau mencurahkan segala kegalauan dan masalah yang menimpanya. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik.

Tubuh Itu Akhirnya Ambruk

Mia tetap menjadi teman kosku yang baik. Tiap menjelang keberangkatan menuju tempat kerja, ia selalu berpamitan padaku, serasa aku ini Kakaknya. Sibuk dengan dunia malam membuat Mia sedikit melupakan kesehatan. Pernah sekali waktu aku diajak ketempat kerjanya. Memang sebuah restoran tapi, alamak! dilantai atas restoran itu ternyata ada pub-nya juga. Kata Mia kadang ia paruh waktu juga disana dengan imbalan sepuluh ribu rupiah perjam-nya (waktu itu tahun 1995) ya, dengan materi sebegitu membuatnya selalu semangat. Karena kutahu Mia tidak pernah mengeluh soal bayaran, berapapun ia terima asal bisa menyambung hidup. Miris sekaligus sedih melihatnya. Pergi malam pulang pagi itulah Mia sekarang. Sedikit demi sedikit penghasilannya mulai terlihat dari beberapa barang yang dimilikinya. Ia sekarang mampu membeli apapun yang dikehendaki, termasuk lancarnya kiriman uang buat keluarganya. Ada perasaan lega melihat keberhasilannya. Namun aku selalu mewanti-wantinya agar menjaga diri dengan baik, "pekerjaan apapun selama dilakukan dengan niat baik, Insya Allah Tuhan itu maha mengerti ko" itu yang selalu ku katakan pada Mia.

Aku tak pernah mengorek lebih jauh apa yang dilakukan setelah pulang dari pekerjaannya. Karena ku tahu jam kepulangannya jam satu malam selebihnya? who know? Itu bukan urusanku. Seringnya melihat Mia pulang dalam keadaan mabuk berat membuatku kadang bertanya 'apa sesungguhnya yang dicarinya?'. Suatu hari Mia menangis dihadapanku, ia mengatakan bahwa hidupnya serasa hampa, letih, lelah dengan semua yang dijalaninya. Desakan ekonomi dari keluarganya dan perubahan hidup yang diinginkannya. Menjadikan Mia saat ini pribadi labil dan kosong. Hidup tanpa keluarga yang diharapkannya dengan segala kebersamaan dan petuah pepatah dari orang tua, membuat Mia mencari jalan sendiri, apa itu hidup dan untuk apa ia hidup dengan segala keterbatasan yang ada membuat Mia menjadi seorang yang berjiwa besar, Ia tak pernah malu mengungkapkan jati dirinya, siapa dan dari mana jika ada teman yang bertanya silsilah keluarga.

Tiba pada suatu hari kulihat Mia sempoyongan, tubuhnya terkulai lemas dan tiba-tiba ambruk dihadapanku. "Mba aku kayaknya sakit! itulah kata-kata terakhir yang diucapkannya padaku, 'kenapa? karena setelahnya Aku diharuskan berpindah tugas mengurus cabang Salon di lain tempat dan jarak yang lumayan jauh. Karena kesibukannku mengurus pekerjaan, tak lagi kudengar tentang Mia. Aku tenggelam dalam duniaku sendiri. "Ah.. Mia, maafkan aku kala itu tak bisa menjadi tempat sandaranmu lagi" Tapi aku mendengar kisahmu dari teman kita, bahwa kau sewaktu dalam keadaan sakit, tanpa didampingi seoranpun, sakitmu mungkin bertubi tubi. Kau berjuang melawannya sendirian. Yang ku dengar dari temanku ternyata Mia sakit typus, tiga minggu lamanya Mia berbaring lemah tak berdaya, hanya tetesan air mata tanda kekuatan. Untungnya ternyata saat itu Mia menemukan seorang tambatan hati yang dengan suka rela merawat dan menyayanginya. Lobi bar itu ada di Mekkah Ia seorang lelaki yang mempunyai kehidupan tak lebih dari kehidupan yang Mia miliki. Hanya perbedaanya lelaki itu berasal dari keluarga mampu.

Pertemuanku dan Mimpinya Mia

Sebulan dua bulan terlewati, aku ternyata merindukan Mia. Memasuki bulan ketiga sengaja pada hari libur kerja ku, ku luangkan waktu untuk menengok keadaan Mia. Pada pertemuan itu membuat kami saling berangkulan dan seolah pelukan Mia tak mau terlepas. Ada air mata kebahagian bercampur keharuan membuat Mia dengan semangat menceritakan segala kisah yang ku lewati. Lantas Mia menceritakan mimpinya padaku "mba, seminggu yang lalu mimpi LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH, tapi kenapa ya, dimimpiku itu aku berdiri di lobi bartender yang berada di Mekkah, sangat tak masuk akal!" ucap Mia. Aku sedikit terkejut dan tertegun sejenak, ada relung dalam batinku yang berucap "seandainya Mia tahu apa arti mimpinya?" Dengan menghela nafas kukatakan pada Mia dengan hati-hati. "Mia, sesungguhnya Allah memberimu hidayah agar kamu cepat berlalu dan meninggalkan kehidupan yang saat ini dijalani. Allah terlalu menyayangimu, Ia tidak ingin kau terus terjerumus dalam lembah dosa yang tak berkesudahan" Tanpa bermaksud mengguruinya kukatakan semua menurut logika semata. 
Lalu ku tanya Mia "kamu masih dengan pekerjaanmu sekarang?" Mia hanya mengangguk pelan dan kulihat ada tetesan air mata dipipinya.

LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH
www.ahlusunah.org
Seolah ada kesadaran tiba-tiba di pikiran Mia. Ia merangkulku dengan erat dan menangis sesengukan. Aku pun tak kuasa ikut larut dalam tangisannya. Lalu Mia berkata "Ia mba, kenapa juga ya dengan diri ku, aku kan orang miskin tak semestinya aku lebih memiskinkan diriku dengan pekerjaan ini, aku terlalu menikmati pekerjaanku tanpa melihat arah masa depan yang sesuai keinginan dan cita-cita ku. Terlena dengan hiruk pikuk dunia malam, clubing sana sini. Tak pantas aku berbuat demikian" Ku usap air mata Mia dan kukatakan "Sesal kini itu lebih baik Mia! Kamu tidak usah cemas, yang sudah terjadi terjadilah, saatnya buatmu meninggalkan semua itu hari ini, detik ini. ''Masih banyak pekerjaan lain yang halal menunggumu" Setelah pertemuan itu ada sedikit rasa resah mengingat mimpi Mia tentang LOBI BAR ITU ADA DI MEKKAH "Ya Allah begitu maha mulianya Engkau, Kau sisipkan mimpi kebaikan-Mu pada sahabatku. Aku memohon pada-Mu "Angkat derajat Mia, bimbing ia kembali ke jalan-Mu dan berikan ia kemudahan dalam mencari rezekinya, amiin ya rabb"

Mia Kini

Kini kehidupan Mia jauh lebih baik. Ia telah membina rumah tangga dengan lelaki yang telah menolongnya kala itu. Memiliki dua putra dan putri. Dan yang lebih hebatnya lagi, kini ternyata Mia mempunyai usaha sendiri yaitu Salon khusus muslimah dan Salonnya ini kian hari kian berkembang pesat. Mia sekarang bukan lagi Mia yang dulu selalu berasyik mashuk didunia malam. Kehidupan Mia malah melampaui keberhasilan ku, aku sadar dan tahu betul seperti apa tekad Mia, sedari dulu hingga kini. Keberhasilannya buah dari rasa lelah, keringat dan tak hentinya Mia mencari cara untuk berhasil berkat mimpi Lobi bar itu ada di Mekkah.




Jumat, 20 September 2013

Perbedaan Itu Sangat Jauh

Hmm.. wedding anniversary..," kapan ya saya merayakannya? Rasa-rasanya belum pernah. Ya, walau pun Perbedaan Itu Sangat Jauh tidak pernah saya ataupun suami mengingat hal ini, konyol memang. Untungnya kami berdua tidak pernah mempermasalahkannya. Enjoy dengan keberadaan kami sekarang.


Sedikit cerita mengenai perjalanan rumah tangga.


Usia pernikahan kami memasuki yang ke 17 thn, anakku yang paling besar berumur 16 thn kelas 1 SMA, kedua 14 thn kelas 3 SMP dan yang paling kecil baru berusia 8 bln, jauh banget ya jarak usia dengan kakak kakaknya, (kebobolan) hehehe. Tentunya kami amat sangat bahagia dengan keberadaan anak-anak ini.

Usiaku terpaut sangat jauh dengan suami yaitu 16 thn, saya yang menikah diusia 21 thn dan suami kala itu 37 thn (tapi suami asli single lho), alias bujangan, hehehe.


Begitu memasuki mahligai rumah tangga *ceilee bahasanya* saya khususnya kaget dengan segala hal yang menyangkut perbedaan pola pandangan, sikap dan reaksi. Bagaimana tidak, suami yang perfeksionis, lemah lembut dan saya yang agak urakan dan sedikit tomboy kata orang..hihihi, juga sifat manja tidak hilang sampai sekarang. Ahh..Perbedaan Itu Sangat Jauh tapi beruntung aku mendapatkan suami yang penyabar, pendiam dan penuh kasih sayang.

Berselisih paham !? tentu itu yang kerap kami lalui, terlebih saat memasuki usia pernikahan ke 10 thn. Banyak godaan, entah itu ekonomi, anak dan karakter masing masing yang kadang tak mau mengalah, egois. Saya yang selalu bertindak cepat dan suami lemah lembut kadang menjadi penyebab perselisihan.



Tapi itu dulu, kini seiring berjalannya waktu, masing-masing dari kami mulai mampu menyingkapi perbedaan yang ada.Dan ini ada 5 hal yang saya lakukan supaya perbedaan itu tak menyebabkan runtuhnya ikatan pernikahan dan insya Allah langgeng :



1. Jika suami marah saya yang diam

2. jika suami menyalahkan bila terjadi sesuatu saya juga diam, menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan penjelasan dari saya.

3. Jika saya melakukan kesalahan cepat cepat meminta maaf

4. jika suami melakukan kesalahan dan berujung ardu argumen, saya yang duluan minta maaf.

5. saling memahami kelemahan dan kekurangan.



Karena Perbedaan Itu Sangat Jauh, kadang logika akan suatu hal tidak bisa diterima. Untuk itu disinilah saya sebagai istri dituntut lebih mengalah dan menjadi pembela saat suami mengalami masalah. Sedikit terkesan Tidak adil?! kata orang. Tapi menurutku sangat adil, karena Allah menyatukan sepasang manusia supaya mampu saling melengkapi, mensyukuri apa yang ada. Dan satu hal lagi yang selalu kulakukan adalah, mencoba untuk terus jatuh cinta sama suami..hihihi. Indah ternyata merasakannya. Karena jurus ini menurutku mampu menolak pihak ketiga dan melanggengkan keharmonisan. Karena pernikahan bagi saya adalah sarana ibadah. Dan segala sesuatunya saya kembalikan pada Allah SWT.




Jumat, 14 Juni 2013

Cara Menyiasati Koneksi Internet Yang Praktis


Seperti yang tertera pada gambar, adakah saudara sekalian pernah melakukannya? Ataupun terpikir untuk melakukan hal ini..? Dipostingannya Gus Priyono  di blognya yang berjudul "Cara Menyiasati Koneksi Internet Yang Praktis??" Ternyata secanggih apapun media digital kalau jaringan internet kita loading melulu ga ngaruh tuuh..Tapi di negara kita yang kaya akan ke-kreatifan anak muda jaman sekarang yang seenaknya tapi ampuh..hasilnya 'JOOOS' (minjem istilah pa'dhe ya) dan lancar abiiiiiiiiiiis..dijamin tuuh.

Mungkin saya baru mengenal mas GusPri ini setelah dicomblangi Pakdhe, padahal waktu awal dibewarakan lomba ini saya sengaja bikin status merujuk iklan lowongan cari patner. Ada beberapa yang unjuk jempol atau sekedar ikutan komen doang. Tapi ternyata ga ada satupun yang berani memperkenalkan diri, secara kalau saya yang duluan masih say say cat..hehehe.

Lama dinanti, padahal saya eksaitit banget pengen ngikut lombanya Pak'dhe ini. Selain ngincer hadiahnya tentulah saya ingin lebih memperlancar hobi tulis menulis ini. Ehhh, ternyata yang punya hajat ngasih rekomen blognya mas GusPri ini..terimakasih Pak'Dhe..akhirnya saya laku juga...hihihi.

Blognya mas GusPri ini, berjudul 'Cara Menyiasati Koneksi Internet Yang Praktis' Ssssstt...Ternyata selidik punya selidik, setelah kita inboxan di fb, si mas Pri ini baru saja di aprove google adsense, setelah hampir 5 tahun lebih ngeblog..haiyaaaa selamat selamat..ya mas Pri saya ikut senang, lebih senang lagi kalo dikasih transperan dari adsensenya,,,hihihihi..ngarep.com

Mungkin karena koneksi internetnya mas Gus Priyono ini memakai cara seperti pada gambar postingannya, makanya blog beliau jadi di aprove*..hiks..kabita pisan kata orang sunda mah.
So buat mas GusPri, bikinin dooooong atuuuu aja..!?!? ya..ya..yaaa. Kali kali blog saya juga di aprove ma esennya..Oops adsense..maksud saya..


O ya, mungkin reviu saya tidak begitu cetar membahana seperti halnya teman teman yang lain. Mengingat saya belum begitu faham tata cara memasukkan image blog teman untuk dipajang direviu ini tapi saya percaya, bahwa untuk bisa mereviu seseorang tak perlu memperlihatkan sedetail mungkin, karena reviu hanya menampilkan opini dari sisi penglihatan saya sebagai patner dari siempunya blog mas GusPri Cara Menyiasati Koneksi Internet Yang Praktis. Namun yang disesalkan itu lho, tampilannya suka berubah ubah apalagi jikalau koneksi jaringan internet sedang bermasalah..hadeeeeeuuh..cape deh..!