Perubahan keseimbangan fungsi hormonal menuntut kesabaran ekstra, tiga bulan pertama usia kandungan sungguh merupakan masa-masa yang rentan bagi ibu hamil. Selain banyak ‘pantangan’ yang harus di hindari, faktor psikologis sangat mempengaruhi, mulai dari emosi yang kadang naik turun, perasaan tak menentu, sedih, kecewa, dan takut bisa jadi penyebab masalah dikemudian hari,
Tidak kalah pentingnya adalah faktor lingkungan yang kerap menjadi momok tersendiri, harus berhadapan dengan mitos yang turun-temurun, dan secara tidak langsung hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan. Perjuangan seorang ibu tidak sampai disitu saja, berlanjut saat menyusui. Saya pribadi pernah mengalami "sulitnya memberi ASI" kepada anak pertama, sedih pastinya.
Bertepatan dengan Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week) yang tiap tahunnya diselenggarakan, mulai dari tanggal 1-7 Agustus, sebagai bentuk dukungan terhadap para ibu hamil dan menyusui, dan memberikan suport ditengah keterbatasan kemampuan akan pengetahuan tentang nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil dan menyusui.
Menjadi bagian dalam rangkaian acara peluncuran kampanye Anmum Celebrate the Extraordinary bertempat di Lotte Shoping Avenue, Raffles Hotel Jakarata, membuat saya semakin memahami, bahwa sebagai wanita yang telah menjadi ibu dukungan moril dari lingkungan disekitar itu sangat diperlukan. Sebagaimana yang diungkapkan Prof. DR. dr Ali Sungkar, SpOG(K) bahwa efek jangka pendek dan jangka panjang nutrisi buruk itu bisa komplek pada bayi, karena menyusui memiliki hubungan dengan resiko (kangker payudara) lebih rendah terhadap ibu.
Selain Dr. dr Ali Sungkar, SpOG(K) yang merupakan Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA), Anggota Dewan Penasihat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia untuk daerah DKI Jakarta. Turut hadir pula Cyntia Lamusu, seorang artis, penyanyi juga public figure. Cyntia membagi pengalaman bagaimana ia mampu melewati masa-masa kehamilan dan menyusui dari anak kembarnya (Tajtiana dan Bima) yang mendapat dukungan penuh dari suami, Surya Syahputra, mulai dari membantu membawakan ASI ke Rumah Sakit, karena salah satu anaknya yaitu Bima harus mendapat perawatan khusus, memberikan ketenangan dengan memberikan pijatan khusus demi memperlancar keluarnya ASI.
Kehadiran Maria Leonnyta Sastra Wijaya, seorang ibu Pejuang ASI, tak kalah membuat saya haru juga, salut dengan semangatnya dalam memperjuangkan pemberian ASI ekslusif, bahkan sampai mampu mendonorkan ASInya, keren.
Banyaknya mitos yang jadi hambatan juga kurangnya dukungan lingkungan, belum lagi media kerap menyiarkan bahwa menyusui dengan botol adalah normal. Kurangnya pendidikan prenatal mengenai menyusui, kurangnya pendidikan dari petugas kesehatan, kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung, ibu bekerja dan gencarnya promosi susu formula.
Dikatakan oleh dr Ali, bahwa "1000 hari pertama merupakan fondasi penting bagi masa depan anak, untuk itulah peran pendukung, entah itu suami, ibu dan ibu mertua diperlukan oleh ibu dan anak,"
"Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kesehatan ibu selama hamil dan dan sesudah kehamilan adalah kurangnya dukungan sosial," Hal inipun pernah saya alami, dimana saya saat itu terpaksa harus tinggal dengan kakak ipar setelah habis melahirkan. ASI menjadi tidak lancar bahkan cenderung berkurang, otomatis anak saya pun kerap menangis tiap saat. Dan ini menjadi bumerang, disatu sisi saya ingin mendapat kenyamanan untuk bisa mengurus bayi disisi lain kerap terbentur dengan aturan-aturan yang diluar logika.
Tidak boleh mandi selama 40 hari, tiap hari harus makan kunyit mentah, sayuran pun hanya yang direbus saja, tanpa garam dan bumbu penyedap lainnya. Apalagi goreng-gorengan sama sekali tidak boleh disentuh. Saya kerap merasa kelaparan dan membatin karenanya. Otomatis ini mempengaruhi kelancaran ASI.
Apa yang dipaparkan dr. Ali akan "Pentingnya sistem pendukung sosial yang sehat selama masa kehamilan dan menyusi memang tidak boleh dianggap remeh. Kestabilan sosial dan partisipasi sosial mampu memberikan dukungan emosional untuk mengurangi dampak stres kehidupan dan tantangan dikeseharian para ibu" pernah saya rasakan juga.
Berlanjut dengan pemaparan Rohini Behl, beliau sebagai Marketing Technical Advisor, Fonterra Brands Indonesia mengatakan bahwa menjadi ibu merupakan sebuah transisi luar biasa dalam kehidupan seorang wanita. Komitmen Anmum terhadap kesehatan dan kesejahteraan para ibu di Indonesia dengan cara mendukung penuh kegiatan pemberian ASI dan berbagi pengetahuan melalui Kampanye Celebrate The Extraordinary dan merayakannya dalam momen yang menantang bagi banyak ibu.
Kehadiran Ines Yumahan Gulardi MSc, merupakan Senior Nutrition Manager, Fonterra Brands Indonesia melengkapi penjelasan para nara sumber diatas, bahwa "langkah keberhasilan dalam menyusui salah satunya adalah sarana pelayanan keberhasilan menyusui, karena setiap ibu membutuhkan dukungan konsisten yang bisa diandalkan. Dan Anmum yang telah teruji secara klinis melalui produk Anmum Materna mendukung pemberian nutrisi demi tumbuh kembang dan keberhasilan ibu saat menjalani berbagai kegiatannya.
Asupan gizi pada ibu hamil ini sangat penting, pemberian nutrisi makro dan mikro dengan Gangliosida (GA) DHA, Zat Besi, Serat dan lainnya yang terkandung dalam Anmum Materna mampu memenuhi kebutuhan yang ibu perlukan. Oiya, Anmum Materna sekarang sudah tersedia dengan rasa baru, yaitu rasa coklat. Iya, rasa coklat ini memang menjadi favorite sebagian para ibu, termasuk saya.
Sesuai yang Ibu Ines paparkan bahwa menurut survey 8 dari 10 ibu menyukai rasa Unmum Materna coklat, selain tidak neg sewaktu diminum (tidak seperti susu ibu hamil lainnya yang kadang komposisi zat besinya kentara), waktu saya mencobanya memang rasa Unmum Materna Coklat ini begitu kental, serasa memakan lelehan es krim.
Itulah sepenggal pengalaman dan keseruan saya saat menjadi bagian dari Anmum Kampanye Celebrate The Extraordinary, selain pengetahuan juga mendapat ilmu baru bahwa dukungan sosial untuk ibu hamil dan menyusui itu jadi faktor penentu tumbuh kembang sang buah hati.
Selain Dr. dr Ali Sungkar, SpOG(K) yang merupakan Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA), Anggota Dewan Penasihat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia untuk daerah DKI Jakarta. Turut hadir pula Cyntia Lamusu, seorang artis, penyanyi juga public figure. Cyntia membagi pengalaman bagaimana ia mampu melewati masa-masa kehamilan dan menyusui dari anak kembarnya (Tajtiana dan Bima) yang mendapat dukungan penuh dari suami, Surya Syahputra, mulai dari membantu membawakan ASI ke Rumah Sakit, karena salah satu anaknya yaitu Bima harus mendapat perawatan khusus, memberikan ketenangan dengan memberikan pijatan khusus demi memperlancar keluarnya ASI.
Kehadiran Maria Leonnyta Sastra Wijaya, seorang ibu Pejuang ASI, tak kalah membuat saya haru juga, salut dengan semangatnya dalam memperjuangkan pemberian ASI ekslusif, bahkan sampai mampu mendonorkan ASInya, keren.
Banyaknya mitos yang jadi hambatan juga kurangnya dukungan lingkungan, belum lagi media kerap menyiarkan bahwa menyusui dengan botol adalah normal. Kurangnya pendidikan prenatal mengenai menyusui, kurangnya pendidikan dari petugas kesehatan, kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung, ibu bekerja dan gencarnya promosi susu formula.
Dikatakan oleh dr Ali, bahwa "1000 hari pertama merupakan fondasi penting bagi masa depan anak, untuk itulah peran pendukung, entah itu suami, ibu dan ibu mertua diperlukan oleh ibu dan anak,"
"Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kesehatan ibu selama hamil dan dan sesudah kehamilan adalah kurangnya dukungan sosial," Hal inipun pernah saya alami, dimana saya saat itu terpaksa harus tinggal dengan kakak ipar setelah habis melahirkan. ASI menjadi tidak lancar bahkan cenderung berkurang, otomatis anak saya pun kerap menangis tiap saat. Dan ini menjadi bumerang, disatu sisi saya ingin mendapat kenyamanan untuk bisa mengurus bayi disisi lain kerap terbentur dengan aturan-aturan yang diluar logika.
Tidak boleh mandi selama 40 hari, tiap hari harus makan kunyit mentah, sayuran pun hanya yang direbus saja, tanpa garam dan bumbu penyedap lainnya. Apalagi goreng-gorengan sama sekali tidak boleh disentuh. Saya kerap merasa kelaparan dan membatin karenanya. Otomatis ini mempengaruhi kelancaran ASI.
Apa yang dipaparkan dr. Ali akan "Pentingnya sistem pendukung sosial yang sehat selama masa kehamilan dan menyusi memang tidak boleh dianggap remeh. Kestabilan sosial dan partisipasi sosial mampu memberikan dukungan emosional untuk mengurangi dampak stres kehidupan dan tantangan dikeseharian para ibu" pernah saya rasakan juga.
Berlanjut dengan pemaparan Rohini Behl, beliau sebagai Marketing Technical Advisor, Fonterra Brands Indonesia mengatakan bahwa menjadi ibu merupakan sebuah transisi luar biasa dalam kehidupan seorang wanita. Komitmen Anmum terhadap kesehatan dan kesejahteraan para ibu di Indonesia dengan cara mendukung penuh kegiatan pemberian ASI dan berbagi pengetahuan melalui Kampanye Celebrate The Extraordinary dan merayakannya dalam momen yang menantang bagi banyak ibu.
Kehadiran Ines Yumahan Gulardi MSc, merupakan Senior Nutrition Manager, Fonterra Brands Indonesia melengkapi penjelasan para nara sumber diatas, bahwa "langkah keberhasilan dalam menyusui salah satunya adalah sarana pelayanan keberhasilan menyusui, karena setiap ibu membutuhkan dukungan konsisten yang bisa diandalkan. Dan Anmum yang telah teruji secara klinis melalui produk Anmum Materna mendukung pemberian nutrisi demi tumbuh kembang dan keberhasilan ibu saat menjalani berbagai kegiatannya.
Asupan gizi pada ibu hamil ini sangat penting, pemberian nutrisi makro dan mikro dengan Gangliosida (GA) DHA, Zat Besi, Serat dan lainnya yang terkandung dalam Anmum Materna mampu memenuhi kebutuhan yang ibu perlukan. Oiya, Anmum Materna sekarang sudah tersedia dengan rasa baru, yaitu rasa coklat. Iya, rasa coklat ini memang menjadi favorite sebagian para ibu, termasuk saya.
Sesuai yang Ibu Ines paparkan bahwa menurut survey 8 dari 10 ibu menyukai rasa Unmum Materna coklat, selain tidak neg sewaktu diminum (tidak seperti susu ibu hamil lainnya yang kadang komposisi zat besinya kentara), waktu saya mencobanya memang rasa Unmum Materna Coklat ini begitu kental, serasa memakan lelehan es krim.
Itulah sepenggal pengalaman dan keseruan saya saat menjadi bagian dari Anmum Kampanye Celebrate The Extraordinary, selain pengetahuan juga mendapat ilmu baru bahwa dukungan sosial untuk ibu hamil dan menyusui itu jadi faktor penentu tumbuh kembang sang buah hati.