Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Januari 2015

Status Inspiratif Para BLOGGER 2015

Bismillah....

Awalnya dari keisengan saya plus bingung mau nulis apaan di tahun yang baru ini. Nah.. kebetulan saya suka merhatiin status temen-temen di fb. Sekiranya bikin saya tersenyum atau berkaca pada diri sendiri. Disana ada banyak kalimat yang ternyata mampu membuat saya tertegun sejenak.

Mohon maaf jika ada diantara teman yang kurang berkenan status fb-nya saya catut jadi bahan postingan. Sueer deh.. saya hanya terinspirasi. Setiap ajakan kebaikan tentunya harus mendapat apresiasi. Terutama oleh saya sihh.. hehehe


Sabtu, 22 November 2014

Pamitan Dulu


Tol




Masih kutak-katik tuts keyboard, bingung bercampur lelah apa yang musti kukerjakan sekarang. Sebagian isi kepala inginnya gelar tiker kasih bantal, nggak lupa kipas angin bertengger disebelahku, lantas bobo dengan cantiknya.. hmm suasana yang indah buatku.


Lirik jam didinding waktu udah pukul 15:50 menjelang senja. Aiih, greget banget mustinya saya buru-buru paking baju, cabut dari kantor (kebetulan sabtu ini dapat tugas piket;alias lembur) nunggu angkutan dan duduk manis deh.

*Suer, body rasanya pengen ngejoprak aja... hiks*

Ya sudahlah, apadaya otakku sudah nggak karuan apa yang dipikirin. Yang jelas dalam ingatan wajah anak-anakku, suami dan kedua orang tua seolah menggapai-gapai untuk segera kutemui. Kangennya pake banget. Ok deh aku harus semangat! iya semangat beranjak dari kursi kerja menuju tempat dimana biasa aku naik bis ke Bandung.

Rute dari kantor di Jati Asih menuju Jati Bening *halte bis di Tol* bisa memakan waktu yang nggak bisa diprediksi, bisa sampe dua jam lebih.. eh tapi nggak apa-apa kan udah bisa.. hehehe. Turun di Tol Cileunyi, naik angkot sekali bayar tiga rebu*eh, itu sebelum bbm naik, sekarang?..* halah palingan naik seribu perak.

Maklum emak rempong ini jadi perantau di kota Bekasi, seminggu sekali balik kampung ke Bandung, (nggak nanya kan..?) biasanya sih jumat malam sudah cabut dari Bekasi.

Yups, rasanya nggak bisa lama-lama cuap-cuap nih, makin sore makin nggak karuan macetnya kota Bekasi, mau nyampe jam berapa ke Bandung? Perkiraan sih jam 10anmalam nanti udah bisa stay dirumah *masih perkiraan ini mah...* kan Bandung kalau sabtu? sama aja! macet dimana-mana..
Wish me luck dong.. semoga sampai tujuan dengan selamat tidak kurang satu apapun, malah kalau bisa bertambah (nambah yang bekelin..hahaydeuh).. Mariii semua.. aku pulang dulu yaa, jangan sedih gitu dong ah.. tar senin kita kambek again...huuuek.

Senin, 27 Oktober 2014

SUSI "PRIMADONA" PUDJIASTUTI SANG MENTERI KINI

julayjo
Foto dari wikipedia
Susi Pudjiastuti..!?

Mungkin sebelumnya orang nggak begitu ngeh dengan nama tersebut. Begitu Bapak Presiden Jokowi mengumumkan dalam kabinet kerjanya, sebuah nama muncul yang sebelumnya sama sekali diluar dugaan.

Ya, Susi Pudjiatuti. Sebuah nama yang sampai saat ini masih lekat diingatan saya. Pertama kali Iihat beliau pada tahun 2006 lalu. Saat itu beliau menjadi tamu dicaranya Kick Andy. Ah.. Sunguh luar biasa banget deh Ibu satu ini.

Diawali dari seorang pengusaha pengepakan udang bekerja sama dengan pengusaha asal Jepang *namanya saya lupa*.
Ibu Susi dengan modal Rp.750.000 nekad menjalani usaha ini. Untuk pengirimanpun sampai Ia bela-belain mengawalnya dengan tidur diatas Truk yang didalamnya berisi udang yang siap kirim. Dan beliau sendiri ikut mengangkut barang-barang tersebut. Amazing banget kan!

Ibu Susi Pudjiatuti ini sekarang berusia 49 tahun, hari lahirnya 15 Januari. Orang tuanya sih asli dari Jawa Tengah, namun sudah lebih dari 5 dekade turunannya menetap di Pangandaran Jawa Barat. Hmm.., kalau dilihat aslinya beliau ini manusia unik menurut saya. 'Dulu' tingkahnya kayak laki-laki banget. Semua teman yang pernah mengenalnya sampai ketakutan bila dideketin Ibu Susi ini. Yaa.. Mirip-mirip preman gitu, hihihi..

Nah Ibu Susi inilah yang paling pertama mendaratkan kapal Cargo miliknya, berhasil mendarat di Aceh kala tsunami menimpa. Memang sih yang nyetir bukan Ibu Susi melainkan Suaminya yang berkewarganegaraan Jerman. Banyak sudah penghargaan yang diraihnya. Dan ini memang layak beliau dapatkan.

Tapi... Yang bikin saya makin salut itu, ternyata beliau hanya mengantongi ijasah SMP *Waow* eh tapi... Katanya beliau sebenarnya pernah masuk SMA tapi hanya sampi kelas 2 saja. Setelah itu beliau lebih tertarik menjalankan usahanya, menjadi pengepul ikan.

Efek dari usaha pengepakan udang tersebut, karena ingin memudahkan pengiriman itu, kini beliau memiliki tidak kurang dari 50 pesawat terbang berbagai jenis. Yang diberi nama 'Susi Air' ini belum terhitung dari beberapa koleksi kapal laut pribadinya yang lumayan mewah.

Sungguh sosok yang patut diacungi seribu jempol deh. Kini gelar S2-nya (SD.. SMP) mampu membawanya bercokol di kabinet kerjanya Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Dan.. Pantas! Tak lepas dari segala kekurangan yang dimilikinya. Sosok Susi Pudjiastuti layak mendapat dukungan dari rakyat Indonesia. Biarkan Ia bekerja dengan tenang. Saya pribadi mendukung keputusan Bapak Presiden Jokowi menunjuk beliau sebagai menteronya.

Bravo Bu Susi...

*ini saya kontribusikan buat menyambut hari Blogger yang tepat pada tanggal 27 Oktober. Semoga postingan saya tidak menyalahi aturan dan tetap saling mensuport para Blogger lainnya, hidup Blogger!* :D





Kamis, 25 September 2014

KUDA RENGGONG TRADISI YANG MULAI PUNAH

foto pribadi
Diarak keliling kampung dibarengi tetabuhan musik gamelan juga nyanyian sinden yang melengking menutup suara Jalanan. Hari itu cukup membuatku takjub.

Betapa tidak, hal ini terakhir ku saksikan saat masih kanak-kanak. Dimana saya pun ikut-ikutan mengarak penganten sunat. Iya penganten sunat! Lucu, seru memang tradisi ini.

Kuda Renggong sebenarnya alternatif lain dari pilihan orang selain Singa Depok atau Sisingaan. Karena dihitung dari biaya sewa Kuda Renggong. Singa Depok atau Sisingaan lebih murah.

Satu Kuda Renggong bisa cukup untuk meramaikan pesta sunat, sedangkan Singa Depok minimal 2 dan kanayagan (musisi/para pengiring)nya lebih dari 5 orang.

Tradisi Kuda Renggong saat ini memang mulai berkurang malah bisa jadi dianggap musnah. Di perkotaan (Bandung) sudah tidak ada yang memakai jasa mereka.

Polemik memang tradisi Kuda Renggong, sang "penganten Sunat" secara islami pemahamannya tidak diperkenankan, karena maaf "kelamin" itu aib (milik pribadi). Dan tak selayaknya diumbar pada khalayak umum.

Namun pemerintah tidak kehabisan akal untuk mempertahankan tradisi Kuda Renggong ini, mereka biasanya menjadi bagian dari promosi kebudayaan, acara penjamuan tamu asing/turis.

Tapi mungkin! Di kota-kota kecil masih ada segelintir orang yang memakai jasa mereka. Untuk menaikkan pamor "bahwa" mereka dari kalangan terpandang. Karena tradisi Kuda Renggong (dulu) memang untuk menunjukkan identitas secara materi.

Kini kini yang terpenting adalah sikap kita dalam melestarikan kebudayaan tanpa harus berbenturan dengan agama.

Rabu, 30 Juli 2014

COMING SOON BUKU KOCAK MENYEGARKAN



Hallo guys, masih suasana lebaran nih. Sebelumnya saya minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin ya.

Habis lebaran biasanya masih menyisakan THR dong (bagi yang dikasih xixixi), mayan kan tuh duit walaupun cuma menyisakan recehan gambar Soekarno.

Saya saranin sih uang tersebut disisihin buat beli sesuatu yang bermanfaat, misalnya buku kan nggak bakalan rugi.

Oh iya, saya punya referensi buku ciamik nih, dijamin bakalan ngakak. Judul Buku "CAFE SPOOKY" yang ditulis oleh Berlian Rakhmat ini mengisahkan tiga sosok anak muda yang bekerja di sebuah kafe. Keseruan pun dimulai oleh kekonyolan tingkah laku mereka.

Pokoknya seru abis deh dan nggak bakalan rugi punya buku ini.

Taraaam.. Ini dia perwujudan bukunya.


Silahkan diincer dulu bukunya, bentar lagi bakal nangkring di Gramed ko, atau bisa juga free order sekarang di sini.

Dan inilah sosok si penulis yang mayan ganteng dan unyu-unyu kocak sedang melakukan sesi tanda tangan dengan seorang penggemarnya. 

Foto Berlian Rakhmat












Rabu, 23 Juli 2014

Hari Anak Nasional, Dulu Suka Main Apa?

Hari ini tanggal 23 Juli diperingati sebagai hari Anak Nasional, ini sesuai dengan keppres RI No 44 Tahun 1984, ini saya kutip dari wikipediaindonesia. Pihak Google pun ternyata sangat mengapresiasi hal ini dengan logo gambar Congklak.


Gambar diambil dari Google.com

Pernah main alat ini waktu kecil? Ya saya pernah dan selalu juara, karena memainkan permainan congklak ini sangat mudah yang belum bisa pasti langsung paham begitu main sekali. Tapi ternyata Congkak bukan permainan asli tradisonal Indonesia lho, konon katanya ini akibat dari pertukaran budaya luar yang masuk ke Indonesia jaman dulu.

Karena para ahli arkeolog dari National Geographic menemukan lempengan batu kapur di wilayah Yordania yang bentuknya memanjang dengan beberapa cekungan berderet pararel. Dan ini diyakini sebagai papan permainan tradisional bernama "congklak". Sebuah kebudayaan yang sangat kuno dan mungkin salah satau permainan tertua yang dikenal diperadaban moderen.

Jadi? Ini sebenarnya bukan alat tradisional asli Indonesia. Tapi karena beratus-ratus tahun lamanya alat ini sudah memasuki wilayah kita yang pada saat itu dibawa dari para pedagang asal afrika. Telah menjadi bagian dari tradisi kita. 

Waktu kecil permainan ini sangat saya sukai, terutama saat bulan puasa. Sambil ngabuburit nunggu beduk tiba. Ahh.. jadi inget masa kecil dulu. Congklak saat ini hampir tidak ketahui oleh sebagian anak-anak, tergeser permain game modern tinggal nunjuk tangan bisa asyik bermain seharain.

Saatnya berburu alat ini, soalnya Congklak sudah masuk kategori barang unik buat pajangan.

Congklak tipe kw murah meriah

Kamis, 17 Juli 2014

Apalah Arti Ulang Tahun

Hallo, apa kabar semuanya? Lama ya saya nulis di blog ini hampir 3 bulan lebih deh kayaknya. Entah kenapa nih, ko saya sungkan banget buat nulis. Padahal dulu ini adalah hal yang paling disukai. Rasa-rasanya tangan ini males banget mau nulis, padahal banyak hal dalam pikiran yang ingin saya share. Dalam hati sih sering berkata-kata ingin cerita ini itu, kejadian yang baru dialami ataupun kisah temen yang bikin miris, sedih dan pengen ngakak. Oiya, momen nulis ini kebetulan berbarengan dengan bertambahnya usia nih (makin muda) heleuuh ga sadar diri hehehe. Usiaku berapa? ga usah tahu deh ya biar dianggap tetep muda (padahal..?) 

Bertambahnya umur seseorang belum tentu dibarengi dengan sifat kedewasaan. Sering saya lihat entah itu teman, atau keluarga seringkali pertambahan umur ini tak menjadi pribadi yang lebih baik malah sebaliknya, ini memang ada kok. Tapi saya tidak berburuk sangka kenapa seseorang itu tidak mampu merubah sifat atau kelakuannya. Karena "mungkin" ada faktor lainya yang menjadi penyebab entah stres menghadapi kemajuan jaman yang tak mampu dikejarnya ataupun lingkungan yang tidak mendukung. Nah, disinilah peran kita sebagai teman untuk mampu mengingatkan hal-hal apa saja yang musti dilakukan, dikejar dan dihadapi. Ada sebagaian orang yang tidak mengerti arti "tanggung jawab" dan kenapa Ia tidak tahu? ada penyebab dari pola didik mereka dimasa kecil. Ya semua kembali pada niat pribadi masing-masing orang tersebut. Kalau mau hidup berjalan sesuai keinginan itu harus dikejar dan diusahakan. Cari ilmu sana-sini lihat kesusksesan orang lain (tanpa harus iri). Bukan begitu sodara-sodara..?! (jadi kaya bugulu ini teh) hehehe.

Kembali ke Ulang Tahun. Saya sebenarnya heran kenapa kita harus ulang tahun ya? Siapa yang pertama kali memprakarsai ide ulang tahun ini (maaf ga sempet searching). Karena sebagai seorang muslim dan memang kebetulan dikeluarga saya tidak mengenal istilah ini karena tidak pernah pula merayakan ulang tahun (ga ada modal kali ya) Ya sudah rasanya sesuatu yang baik kenapa tidak kita apresiasi, selama itu mendatangkan kebaikan, iya kan? Semoga saja dengan bertambahnya usia yang ke... *sebutin ga ya?* oke deh kan apalah arti umur sesuai judul diatas tapi ko berat banget ya mau nyebutin angka 41 (waduh keceplosan inih hahaa). Sebagai pribadi sih saya berharap dengan berkurangnya usia ada peningkatan dalam wawasan, kedewasaan dan kesabaran full dalam menghadapi berbagai macam situasi.

Saya suguhkan puisi buat diri sendiri ah.

Bernaung Di Bawah Takdir

Terlewati sudah perjalanan yang berliku dan terseok itu
Diantara rerumputan kering aku menyelusup mencari kesejukan
Walau pun tanah ini kadang basah kadang kering
Tetap memilah tempat untuk dipijak

Aku mencari perlombaan dalam jiwa yang kekurangan
Ada selintas takdir yang sempat ku sembunyikan
Karena takut dan tak percaya diri lantas menepi tak tahu diri
Namun ketidaknyamanan kerap menyelimuti

Kini masa itu masih ku jalani 
Memang belum sesuai hasrat hati namun tak akan ku pungkiri
Ada tautan yang menyapaku nanti
Dan bergegas menyapa diri, semoga terealisasi


Rabu, 07 Mei 2014

Menikmati Hari

Lumayan lama nih saya engga ngeBlog, eiy apa kabarnya? Karena hari-hari yang lalu rada-rada sok sibuk kayaknya, sekarang Alhamdullilah agak sedikit longgar, karena eh karena kini gaweannya nyambi jadi rumah nih, sambil ngemong si bocah yang baru berusia 15 bulan. Sebenarnya sedih sih, udah terbiasa dengan suasana kantor yang di Kalibata, dengan rekan yang semuanya baek banget, kocak dan saling support.

Kini apa daya, mau tidak mau saya musti kembali ke rumah, jadi pengawas dan pembantu, hiks. Ya, anak yang kedua sedang menghadapi UN SMP, sedangkan si bontot emang lagi perlu perhatian ekstra, belum lagi "suami" yang rada-rada manja minta perhatian lebih *tepok jidat pake duit* hadeeuh capedeh, hihihi.. Dan segudang persoalan menyangkut kegiatan anak-anakku di sekolahnya. Sampai-sampai pihak sekolah meminta kehadiran saya sebagai orang tuanya. Tapi dipanggil bukan karena kenakalan lho, guru cuma ingin konsultasi mengenai perkembangan anak-anak, yang ternyata anak sulung ku sering pingsan mendadak yang disebabkan sakit kepala akibat keserempet mobil 3 bulan lalu. 

Sedangkan anak ke 2, ternyata pernah bolos sampai 1 minggu lebih! penyebabnya? bukan tidak lain asma-nya sering kambuh, dan tidak ada keterangan ke pihak Sekolah. Bapaknya sibuk, emaknya sibuk cari materi, yang memang harus kami lakukan demi kebutuhan mereka juga tentunya. Tapi hasilnya? sedikit terbengkalai perhatian kami sebagai orang tua, saya khususnya "merasa" sudah memberi perhatian yang maksimal. Walaupun menanyakan kabar lewat telepon. Namun mereka menginginkan perhatian lain, keberadaan emaknya! Anak-anak sih bilangnya, "ga ada mama tuh ga bisa minta uang jajan lebih!" nah lho?! Padahal saya tergolong agak sedikit irit kalau nyangkut uang jajan mereka. Tergantung kebutuhan yang memang perlu banget, baru saya kasih. Ya, kadang sih ngasih kelonggaran juga, hehehe..

Sekarang, permasalahan dengan pihak sekolah udah clear, cuma ada cuma nih. Kerja di rumah sambil ngasuh si baby itu sesuatu banget deh, kerjaan ga kelar-kelar malah semakin numpuk. Bentar-bentar lari ngejar tu bocah yang udah mulai bisa jalan, ke luar rumah. Belum lagi rajukannya yang selalu pengen main ke luar. Kalaupun saya tahan untuk tidak main ke luar, ada-ada saja ulahnya, hari ini misalnya. Setengah air galon di dispenser habis di kucurkannya, untungnya temperatur panas tidak di nyalain. Salahnya saya, tadi keasyikan nulis dan si bocah asik main air. Memang butuh ekstra energi buat ngebagi waktu antara kerjaan rumah dan tugas jadi pengasuh. 

Memang butuh penyesuaian waktu, tapi saya coba nikmati dengan senag hati, karena memang harus begitu.

Rabu, 16 April 2014

Alamak! Jalan kaki di Ruas Tol


Serius nih, saya mungkin hanya segelintir dari beberapa orang yang bertindak nekad. Iya Nekad ! Ga kebayang kan?

Ceritanya begini, hari jumat lalu tanggal 11 april, seperti biasanya. Mudik ke bandung seminggu sekali. 
Karena memang kerjaan ada di Jakarta.

Dari kantor di daerah kalibata naik angkot 16 turun di belawan (stikes) dari situ naik angkot lagi yang no 19 ke arah UKI cililitan. Apalagi tempat yang dituju kalau bukan terminal bus 'Primajasa' selain ongkos bus ekonomis hanya tiga puluh ribu rupiah, bisa dengan enaknya duduk nyaman di dalam bis ber-AC. Tujuan pemberhentianku adalah tol Cileunyi, oiya saya naik bis jurusan Tasik-Jakarta. Karena dari arah cileunyi tempat tinggal ku tidak begitu jauh hanya memakan waktu kira-kira 15 menit.

Keberangkatan sih adem ayem aja, bis dengan mudah kudapati. Tanpa dinyana, tragedi itu harus saya alami. Setiba di tol cileunyi kami rombongan penumpang harus menghadapi kenyataan. Bahwa perjalanan terpaksa tidak bisa segera berlanjut alias macet total! Posisi bis terhenti sekitar daerah Stadion Bandung lautan api yang baru kalau tidak salah merujuk daerah gede bage. 


Satu jam lamanya kami gelisah terduduk tak berdaya didalam bis. Lama kelamaan satu dua kaum adam mulai turun bis, hendak melakukan peregangan. Saya yang tadinya enggan turun, terinspirasi juga. Namun sebelum turun ku tanya pa sopir yang perawakannya sedikit tua. "Pak, kira-kira macet sampai jam berapa ya? Dan dengan enteng si pak sopir berkata "wah bisa2 sampai subuh neng" jleb banget ga tuh. Saya bengong, tapi dalam hati berfikir. "Ngapain juga nunggu berlama-lama.

Lalu Pak sopir ku tanya lagi "Pak kalau diri sini ke cileunyi kira2 berapa kilo? Masih jauh atau dekat?" Si pak sopir mengatakan sekitar 3,5 atau 4km, ga begitu jauh "katanya" lantas dengan keberanian yang muncul tiba-tiba karena rasa kangen dengan si baby tak bisa ditunda. Ya, sudah pa sopir saya sepertinya mau jalan aja nih. "Oh, kayaknya enak begitu neng, nanti bapak susul lagi kalau-kalau jalanan mulai agak lancar" oke pak, makasih ya. Untungnya saya ga bawa jinjingan yg berat, hanya tas berisi kosmetik.



Menampilkan IMG-20140411-00613.jpg
Foto kenangan "hanya ini"
Dengan mengucap bismillah, langkah kaki mulai ku ayunkan. Sepanjang perjalanan yang dilalui hanya beberapa kaum pria saja yang seide denganku, mereka punya tujuan sama yaitu 'cileunyi' kami rame-rame jalan kaki diruas tol yang sangat tidak mungkin dilalui dengan berjalan kaki. Kebetulan momennya ada heehehe. Kapan lagi!? Tapi setelah lirik kiri kanan, ternyata hanya saya perempuan "emak-emak" yang melakukan aksi tersebut, memang ada sih 3 anak gadis didepan tapi mereka turun dari bis yang jauh sesudahnya.

Jadi ingat waktu remaja dulu. Bolak-balik naik gunung seminggu sekali, jadi ada bekal kekuatan. Kekuatan berjalan kaki-ku ternyata masih kuat.


Sayangnya kejadian ini tak bisa ku abadikan lewat foto, hanya satu itupun agak buram, karena? batre hp tiba-tiba drop hehehe..

Senin, 03 Maret 2014

Kisah Perjalanan Menuju Kantor

Hai hai.. Tulisan diawal Maret nih. 2 minggu sudah Blog-ku nganggur, gatel sih kepingin nulis, ah tapi selalu saja 'ide' untuk melakukannya mampir di draff doang. O iya kali ini rasanya saya ingin membagi pengalaman tentang perjalanan yang seminggu sekali musti bolak balik Jakarta-Bandung. Ya, istanaku ada di Bandung sedangkan ladang rezeki kebetulan bertempat di Jakarta. Kata teman sih saya wanita super, padahal biasa aja tuuh, asyik malah bisa mondar-mandir Jakarta-Bandung, maklum dulunya gadis rumahan (halah, boong banget sih). 

Senin pagi, seperti biasa Aku selalu bergegas menyiapkan diri dan pakingan baju sudah siap sedari malam tentunya. Namun kali ini untuk yang ke 2 kalinya Aku sedikit terlambat karena bookingan Travel hampir semua full, padahal sudah dipesan sehari sebelumnya, apa daya terpaksa masuk daftar list tunggu. Ya sudahlah tidak apa apa, daripada ga berangkat kerja (gaji nanti dapat kortingan *ooh no!). Tapi ternyata dapat juga jadwal keberangkatan itu jam 07.45. Yes! pikirku penuh semangat. Namun sayang seribu kali sayang begitu keluar dari komplek rumah, ampuuun itu yang namanya macet sudah ga bisa ditolerir deh. 

Padahal jarak rumah dengan basecamp Travel seharusnya memakan waktu tidak kurang dari satu jam plus macet dikit, its oke. Cuman hari ini tidak tahu ada apa, macet harus memakan waktu hampir dua jam lebih. Otomatis dong, mobil yang seyogyanya sudah Ku tumpangi, blass! mendahului. Nelangsa banget sudah dibela belain lari lari kecil, kepanasan, haus pokoknya hari ini sedikit membuat emosi. Ahh, tapi cepat cepat Ku buat senang aja. Ngapain juga berpikiran yang tidak sehat takut imbas dengan kontrol diri, bisa bahaya. Dan yang lebih melegakan lagi setelah emosi reda, Ku lihat ada Warung Nasi Soto 'wah kebetulan, perut emang sudah minta diisi, efek emosi kali ya hehehe..

Akhirnya deal hari ini Aku berangkat jadi jam 11.45, sudah pasti kesiangan! "Ibu Yuli, silahkan keberangkatan segera dilakukan, Ibu dikursi no 2 ya.." seru seorang CS, oke sip! tanpa banyak basa basi Ku boyong tas ransel dan menaruhnya di bagasi. Begitu masuk kedalam mobil ternyata sudah ada penumpang sepasang suami istri ya kira kira usia mereka diatas 50 tahunanlah. Posisi si Suami duduk di tengah (satu jejer ada 3 kursi) dan si Istri disamping kanannya. Otomatis dong Aku berada disamping kiri suaminya itu. Feeling ku sih mengatakan si Suami yang agak perlente, terlihat agak genit. Karena begitu Aku duduk disampingnya, cepat cepat dia merapikan baju dan mengubah posisi duduk seolah sengaja menjauh dari Istrinya, sambil bersiul siul kecil, dih Aku yang lihatnya aja sedikit geram. 

Ko bisa ya seorang suami melakukan itu didepan istrinya. Namun si Istri yang melihat gelagat Suami bertindak demikian, langsung si dia itu minta bertukar tempat duduk. Si Suami tadinya menolak dengan alasan 'saya kan memang suka diposisi ini" namun setelah Istrinya mendelikkan mata laki laki ini mau tidak mau harus rela berjauhan denganKu (yee ko malah saya yang Geer ya). Menggelikan sih melihat roman istrinya setelah duduk berdampingan dengan Ku. Tanggan Suaminya langsung dikempit dengan sangat erat (takut kabur ya buu, ujarku dalam hati) hi hi hi suer saya ketawa geli. Dan setelah mobil melaju mendekati Tol Cipularang tak sadar saya tertidur pulas, dan kejadian itupun hilang dalam ingatan.





Kamis, 23 Januari 2014

Gara Gara Dewi Lestari Simangunsong

Idiih, mungkin judulnya pasti ngira saya komplain sama penyanyi yang satu ini. Padahal... Itu adalah saat saya mendapatkan hadiah pemberian dari P'de Guslik Galaxi. Yaa, saat dimana saya ngikutin Kuisnya P'de yang berjudul Tebak Gambar Model. 

Yups, dari sekian Bukunya P'de, saya memiliki 2 Buku karya Beliau ini, yang satu hadiah dari GA-nya Om Hariyanto Wijoyo. 

Ini adalah pertama kali mendapatkan kiriman Buku dari P'de.. (senyam-senyum malu, Soalnya yang ini saya minta, opst) Tapi memang P'de itu orangnya rendah hati dan saya salut atas kebaikan beliau ini.
(ga pegang hidung kan..? hihihi.

Dan ini Hadiah dari Kuis Tebak Gambar Model. Ada rasa bercampur aduk, senang, suka dan masuk ke hati dengan  pemberiannya ini.



Nah, kalau yang ini hadiah dari GA-nya Om Hariyanto Wijoyo (jingkrak jingkrak dapat buku ini, kenapa? Karena kebetulan ngincer Buku P'de yang satu ini hehehe.

Walaupun dari sekian artikel yang P'de miliki, saya memilih sengaja memilih artikel ini. Karena secara tidak langsung berhubungan erat dengan apa yang sudah beliau berikan pada saya.

Terima Kasih P'de Guslik, karyamu menjadi kebaikanmu.

Rabu, 08 Januari 2014

Kenapa Saya Ga Dapat Ide?

Sedari jam satu malam tadi, hanya bolak-balik liatin TL orang. Padahal kopi sudah satu gelas lenyap dimulut. Mana di Bandung cuaca dingin sangat. Tangan berasa kaku semua. Sebentar-bentar nguap tapi ga bisa merem juga ni mata. Yang ada malah neg di lambung. "oalah, ternyata saya belum nemu nasi sedari sinag tadi", apa sengaja lupa atau emang malas. *kebiasaan yang jelek, jangan ditiru deh!*. Padahal udang kangen pengen posting tulisan, tapi mikir sampai kepala panas juga ga dapat ide. Jadinya yaa, garuk-garuk kepala yang emang gatal, entah ketombean kali ya? atau belum keramas? Hmm, dua opsi yang dibenarkan, memang... hehehe. Ih, bisa jadi pula karena akhir-akhir ini mulai tumbuh banyak uban *bukan uban tua kali ya?, saya merasa belum tua, ko" buktinya pasti nanti pada komen deh! bener ga?* hehehe..
Lirik gelas kopi yang tinggal ampas-nya, mulai deh berdatangan gerombolan penghisap rasa manis. Siapa lagi kalau bukan "semut". Ya, semut itu saya perhatikan ko mereka suka ya sama ampas kopi? Ah... sudahlah. Saya ga mau bahas kopi dan semut, suka panjang urusannya.

Kembali ke topik deh. Tapi bentar dulu ada inbox masuk, ya? silahkan disimak baik-baik celotehan saya. Kalau perlu dan emang harus, coba kasih ide dong? Apa yang musti saya tulis? Boleh tentang tips-trik atau puisi atau juga pengetahuan. Tapi jangan tentang travelling ya, kurang suka. *padahal ga punya dana tuuh, hehe*. Lihat jam di dinding menunjukkan angka 03.40, adzan awal subuh sudah berlalu. Badan mulai kedinginan nih. ambil mantel dulu ya, sebentar. Ihh, ternyata saya ga punya mantel ding! hahaha.. Ya, kepaksa pake sarung punya suami, lho! Sst... mumpung orangnya belum balik gawe. Kain sarung kubalutkan mirip orang yang ngeronda gituu! hmm, lumayan sedikit anget nih. Duhh, tapi kenapa pula ni kepala ko gatal melulu ya..? Sebentar-sebentar garuk, tapi posisi gatal-nya tetep disitu-situ juga, dibagian tengah kepala. Alamak! Sekarang nambah pula masalahnya! Apaan coba? Yups, laperrr asli nih. Tapi posisi lagi pewe. Mau beranjak dari tempat duduk ko males-nya minta ampun, efek kedinginan kali ya? *hehe, padahal posisi saya jongkok diatas kursi* soalnya kaki juga pas diraba dingin banget. 

Tapi ada yang lebih menyebalkan lagi. Ni kompi udah disusupin link ga jelas, tiba-tiba suka dengan sendirinya tab kebuka, nama-nya link.buick sama adf.ly. Maklumlah, kompi cuman satu-satunya itupun rame-rame digunakan sama anak, alhasil saya ga tahu apa yang sudah mereka download, biasanya sih dari video musik atau mp3. Karena dua anak-ku yang paling besar suka musik. Ni juga pas lagi nulis musti cepet-cepet nutup link yang ga jelas tadi. Mengganggu sangat deh! Tapi, mudah-mudahan insya Allah bulan depan pengajuan saya di acc sama bos, apaan tuh?! *hehehe, kasbon beli lapi-lah* Butuh banget sih. Karena keseharian aktifitas saya berkutat di dunia maya, ya harus punya-lah. Bukan buat gaya-gayaan lho! Setuju pastinya dong?!.

Untuk itu, mari doakan saya sejenak. 
Tema doanya :
*Dikabulkan pengajuan beli lapi.
*Gatal di kepala segera hilang.
*Laper diperut segera terisi.
*Badan yang kedinginan bisa hangat lagi.
*Kopi yang habis segera dibikinin lagi.

Berdoa selesai! Adzan subuh sudah berkumandang nih, saatnya menyegerakan diri. Kita jumpa lagi di siang hari *ngecek siapa aja yang udah pada ngasih saran, hehehe*
Wassalam.

Minggu, 15 Desember 2013

Kapan Nge-Blog?!

Yuhuuu..,Saya kembali!, setelah hampir sebulan ga ngeBlog rasanya ada sesuatu yang hilang. Emak so sibuk ini, sekarang-sekarang agak keteteran ngolah waktu *alesan!*. Yoii, kesibukan di kantor yang tidak bisa dikecualikan membuatku tak mampu konstan menulis. Pagi sebelum ngantor ngurus anak-anak yang abegeh, belum lagi si baby yang baru menginjak usia 11 bulan, semua butuh perhatian banget. Bapak-nya? Tersingkirkan sejenak, hehehe *ada waktunya ko* (apaan seeh?!). Yang jelas ditengah padatnya jadwal mengurus ini itu di rumah dan kantor, saya selalu berusaha menyapa teman-teman di dumay, walaupun sekedar nge-like atau komen pendek. Dan maafkeun saya belum bisa BW di rumah teman-temans sekalian.

Begitu banyaknya acara para Blogger-pun tak menampik hasrat kepengen ikutan, terlebih lagi banyak GA yang mustinya ku ikuti, apa daya raga dan fikiranku tersambar ketidaksingkronan waktu. Ya, sebenarnya sih bisa saja nyuri waktu malam kala semua orang di rumah terlelap. Tapi fisik ini sengaja kusisakan buat esok hari. Mirisnya lagi, karena ini pilihan. Terpaksa si baby kutitipkan, beruntung-nya orang yang menjaga si baby tak lain adalah tetangga dekat rumah. Jadi tidak begitu cemas. *dengan bayaran tentunya*. Hati dan pikiran seringkali bentrok, "mana yang harus diutamakan?!" Terus terang saya tidak bisa menjawabnya. Karena semua berjalan pada porsinya masing-masing *bukan begitu?* hehehe.

Juga dengan cuaca yang akhir-akhir ini selalu turun hujan, karena bawaanku ngojek sendiri ke kantor, alhasil mau tidak mau selalu kejebak banjir. Macet? Itu so pasti, tapi bukan halangan ko buat saya 'suerr'. Cuma sedikit yang kucemaskan, yaitu kala motor kejebak banjir *hiks* Celingukan minta tolong plus air mata. Sedih karena ga bisa benerin motor, ga ngerti mesin. Untungnya para kaum adam dijalanan selalu sigap kala ada perempuan yang butuh pertolongan, dan bayaran untuk jasanya? hihihihi.. saya kasih senyum manis dan ucapan terima kasih. Habisnya mau ngasih bayaran suka pada nolak *lain soal kalau ke bengkel* Namun yang terpenting selalu kusisipkan doa buat mereka.

Meskipun tulisan ini tidak dibuat panjang lebar, setidaknya hasrat ng-Blogku tersalurkan. Ngiri sih lihat teman-teman yang selalu eksis (10 jempol deh buat mereka) *lah jempol tanganku kan dua? sisanya? yaa, hasil kumpulan dari teman yang sehati hihihi* 

Sabtu, 02 November 2013

Dimana Kau Sahabatku?

Bingung mau ngomong apaan, pikiranku entah kenapa tiba-tiba mandek. Disatu sisi memikirkan pekerjaan yang belum maksimal kulakukan, disisi lain teringat sahabatku yang entah kenapa dicari-cari jati dirinya seolah lenyap tak bersisa. Padahal aku rindu banget, pengen ketemu. Teringat kala menjalani masa-masa sekolah SMP-ku, dimana kami selalu berdua kemana-pun entah itu jajan dikantin, hangout ataupun ngerumpi diserambi sekolah.

Namanya Priscila Avas Loekita Soedira, panggilan sehari-hari Oki kelahiran Ciomas-Bogor. Dulu ia semasa sekolah tinggal di Bandung karena pengalihan tugas Ayahnya yang berdinas di Departemen Keuangan. Anaknya manis banget, kulitnya tidak putih tapi banyak cowok yang naksir bahkan sampai ada yang sengaja meminta restu orang tua Oki tuk dijadikan tunangannya, walah padahal masih bau kencur sudah banyak yang meminang. Walaupun anak-nya agak sedikit centil dan genit, tapi kepribadian sebenarnya sungguh menyenangkan, menurutku yang memang dekat dengannya. 

Oki yang sedikit mempunyai darah Belanda Arab dan Betawi, membuatnya berbeda diantara kami. Postur tubunya-pun tidak tinggi. Tapi tetap yang aku herankan, ko banyak cowok yang naksir berat ya? Beda denganku yang kala itu emang tak pernah mengubris lirikan cowok, kalaupun ada yang berniat jahil, siap-siap kena bogeman hihihi sedikit preman memang. Suka duka kami jalani, ibaratnya tidak ada Oki ga akan ada Yuli, malah ada teman bilang kalau kami *opst maaf* lesbi. Kata-kata lesbi waktu itu tidak aku mengerti apa artinya, jadi tak pernah kurespon setiap gosipan teman di sekolah. 

Awal persahabatanku dengan Oki, dia baru masuk sekolah SMP pas semester dua. Kuingat begitu ia memasuki ruangan kelas, teman-teman cowokku pada sumringah, ada yang pukul-pukul meja, ada yang sengaja ngeloyor langsung kedepan minta kenalan langsung sama Guru, ckckck.. ada-ada saja tingkah teman -teman cowok waktu itu. Ya, bagaimana tidak, secara dari pakaian seragam saja sudah bisa dilihat, baju atasan putih rapi tapi seragam bawah-nya yang "wow" diatas lutut dibawah paha. Bikin ga ngedip mata. Karena peraturan di Sekolah kami tidak diperbolehkan seragam bawahan diatas lutut. Jadinya, yaa.. langsung kena teguran gitu dari wali kelas yang mendampinginya kala itu. 

Waktu berlalu dan tahunpun berganti, tiba saatnya kami memasuki perpisahan Sekolah, aku mendaftar ke SPK (sekolah keperawatan) dan Oki? ternyata ia kembali ke Bogor sebab sang Ayah telah dipindahkan lagi bertugas di Bogor. Aku yang larut dengan segala tetek bengek persiapan mos sekolah sedikit melupakan akan sahabatku Oki ini. *Yang aku sesalkan sampai saat ini, foto-foto kami dan bahkan alamat rumah-nya yang di Bogor tak kuketahui keberadaannya, hilang*

Pernah sewaktu akan melangsungkan pernikahan tahun 96, aku sengaja mencari alamat terakhirnya yang di Bandung, yaitu daerah Muararajeun lama (berharap ada teman bloger yang bertempat tinggal di daerah itu) tuk mengajaknya menghadiri pernikahanku. Tapi apa dinyana, rumahnya yang memang ngotrak waktu itu, telah ditempati orang lain dan alamat yang di Bogor-pun tampaknya Pak RT tidak mengetahuinya juga, sedih memang. Dan data terakhir yang kudengar ia menjadi seorang penyanyi.
Ya sudahlah mungkin dilain waktu entah dimanapun ia berada, aku akan ada pertemuan itu.

Namun yang tidak habis pikir, setiap ingatanku padanya terlebih seringnya kubermimpi tentangnya, gambaran Oki seakan tidak jelas, hanya menggapaikan tangan tapi tidak bisa kusentuh. Kadang kulihat dimimpi itu, hanya hamparan padang yang luas dan Oki hanya sendirian, sambil menitikkan air matanya. Oh.. Oki, aku harap dirimu baik-baik saja. 

Teruntuk Sahabatku Oki, aku telah lama mencarimu berikan tanda tanda keberadaanmu, walaupun hanya sekilas, insya Allah aku akan menemuimu sebagai apapun dirimu nantinya.

Salam sayang dari sahabatmu Yuli

Senin, 14 Oktober 2013

Ada Penampakan Depan Tempat Kerjaku


Hari ini, menjelang lebaran haji, kulihat si bos sama asistennya bersibuk ria di dapur. Mengolah menu makanan buat esok tentunya. Ada semur khas Palembang yang kuahnya pekat dan sarat akan bumbu, kuah sayur yang terdiri dari labu siam (waluh), plus buncis sebagai padanannya. Hmm..ngiler liat hasil olahan yang udah jadi. Pasti rasanya maknyoss abis deh. Wangi wangi gimana gituh hehehe.

Aku yang memang kebetulan berkantor (untuk sementara ini merangkap rumah)nya si bos. Bergerak di bidang Book Publishing. Karena kantor utama (pusat)nya ada di Jakarta. Hihihi.. mungkin si bos kasihan liat stylist-nya daripada nganggur ga karuan, "eits.. nganggurnya karena punya momongan lagi. Wuih sadaaf, AGB tua punya baby cyinnn, yuu maree. Dan kebetulannya lagi aku memang amat sangat minat menggeluti dunia penulisan, terutama sastra.

Jadinya, yaa.. kini aku terpaksa harus merelakan kemampuanku yang satu itu. Tapi ga ninggalin sama sekali ko. Kadang masih suka terima panggilan, entah itu motong rambut atau make up, kebanyakan dari para langgananku dulu. Salah satunya ya si bos-ku ini..hihihi. Terutama para langganan tetapku yang di rumah, suami dan anak anak, mereka free mendapatkan jasaku (yaiyah), secara emaknya punya kemapuan dibidang itu.

Kembali lagi ke topik awal, sedang asik asiknya si bos sama asisten grusak grusuk di dapur. Tiba tiba asisten si bos berkata "bu..bu itu ada siapa diluar? karena posisi dapur tegak lurus dengan jalur keluar rumah, jadi pasti keliatan siap siapa yang lalu lalang depan rumah. "Mana..? kami celingukan, karena kami lihat kearah yang ditunjukkannya, tidak ada apa-apa. Lalu aku perhatikan baik-baik, yealah.. ada wajah yang nonggol dilubang pagar. Raut wajahnya hitam sedikit terlihat gemuk, tiba-tiba aku merinding. "ah, jangan jangan..? Namun keperhatikan lebih seksama. Beneran, itu ternyata orang, yang keliatan cuma mukanya doang. Bergegas ku menghampiri sesosok wajah yang tidak ganteng itu *opst*. Begitu kudekati, aduh aduuuh ternyata Pa Satpam yang biasa jaga. Padahal kan bisa dong dia bunyiin pintu pagar atau apalah, yang sekiranya bisa didengar siempunya rumah, ckckck, dasarr!.

"Iya, Pa Satpam ada apa? tanyaku. "Bapanya ada?, sambil memberikan sehelai kertas karton warna merah" oh, mungkin maksudnya suami si bos. Kuterima kertas itu, "Oh, ada. Silahkan masuk Pak?" seruku, "ga usah, saya nunggu disini saja", ya sudah, aku bergegas masuk kedalam. "Pa, ini ada kartu iuran warga dari Pa Satpam, keberikan kertas itu ke suaminya si bos. "Itu Pa Satpam-nya nunggu diluar. Tanpa banyak bicara suami si bos langsung menemui Pa Satpam yang lagi nunggu.

Kini aku kembali berkutat dengan rutinitas pekerjaan. Lupakan masalah si Pa Satpam yang sesaat lalu bikin jantung deg-degan.

Minggu, 13 Oktober 2013

Aku Hanya Ingin Berkata Lewat Sastra

Termenung dikala kursi yang ku duduki menyilakan tuk dihempaskan badan ini.
Ditemani secangkir pekatnya kopi malam, menjadi pelampiasan waktu yang terkurung dipikiran.
Ya, kini aku dan pikiranku saling berkata hati, berkata iya dan berkata tidak ataupun jangan dan tak usah.

Hmm, lamunan macam apa yang tak mengetahui arah sebenarnya? Sudahlah, buat apa aku mempermasalahkan jalan jalan yang berkelok dan kadang berbatu.
Hening saat malam diantara rintihan kekosongan apa yang kumampu.


Hanya berdecak dan menghela napas, jadi tidaknya perkata yang kuuraikan, tak masalah! Toh aku hanya sekedar berbaik diri dengan keadaan. Suara tuts dari keyboard yang acapkali menemani kala hati ini resah, kadang sedikit menggangu, "ahh, aku sumpal saja dengan alas !" 

Tak tega lirih teriakannya membangunkan orang disamping. Kadang keasikan ini lepas kendali. Tekanan yang kulakukan terlalu membara, hingga berbunyi 'dreem..dremm..dremm'.

Suara TV yang lirik itupun menemaniku juga, sengaja volumenya kuelakkan dari kebisingan. Sekedar teman ditelinga, kalau aku tak sendiri. Jujur, ada sesuatu yang menurutku sedikit penghiburan, meski tak melihatnya. Halah..! Bicara apa aku ini ? hanya menjejali kalimat yang belum tentu menginspirasi.

Asli! ini bukan aku sesungguhnya loh!? Kan itu tadi kukatakan. Hanya ingin berkalimat saja. Daripada senggang itu, terdiam dan hampa.

Kawan jangan pula kau kacaukan kalimatku ini dengan keharuan,ya ? Anggap saja, relaksasi dari pemahaman akan kesenggangan waktu yang kadang terbuang diaktifitas semata.

Aku paham, kau tak akan sanggup memicingkan seutas lirikan dikalimat ini. Ga apa apa.. toh aku masih mampu berkaca pada cermin ini. Diri, hati dan ucap.

Lenggangkan saja kalimat penyesuaian, ya..? Agar ku mampu bertahan diarena pertemanan, tak apalah dibumbui rasa, asin, manis, pedas. Aku terima ko. Sungguh, karena karakter itulah yang sesungguhnya dicari dan ditempati dalam keranjang keberagaman otakku. 

Hayoo, berseru sedikit buatku..?! Pahamilah malam ini hanya ada kita, dia, kamu dan semesta yang melingkar. Bubuhkan garis pena, tebarkan pamrih ucap tuk ku jilat balik dan kusinggahi nanti.

Jumat, 06 September 2013

Analogi Hati Dan Opini

Marah, kecewa, benci semua menyatu kala mendapati pasangan yang tidak sepaham. Keributan besar ataupun kecil acap kali menjadi bagian dalam mengarungi rumah tangga. Terkadang hal sepele menurut versi kita, ternyata bisa menjadi besar dipandangannya. Terutama masalah anak dan ekonomi. Hal dua ini sering menjadi pemicu pertengkaran. Yang satu merasa benar yang satunya lagi merasa dipojokkan.

"Andai aku berada diposisi sebagai suami" kan kupikul tanggung jawab itu dengan segenap keihklasan, pantang menyerah. Tidak mengeluh dikala susah, tak mengeluh dikala sakit dan tak mengeluh bila ditimpa musibah. Semua kulakukan demi keluarga. Sekuat tenaga menjadi pemimpin yang arif, tidak  kasar dalam berucap dan bertindak, menjadi penyeimbang pasangan, menjadi contoh dalam kegigihan meraih impian. 

Mungkin karena pengaruh meodernitas, ternyata banyak keluarga yang pincang dalam mengambil keputusan. Merasa lebih pintar dan tahu segalanya, hanya akan memandang rendah dan kerap menyepelekan disaat berargumen. Sedangkan demi fitrahnya sebagai istri harus mengikuti apapun petunjuk suami "kewajiba mutlak" Namun seiring berkembangnya jaman, wanita saat ini mendominasi dalam keuletan, kepintaran, jabatan, supel, mampu menghalau rintangan dan tahan banting mengahadapi cobaan. Banyak para lelaki (khususnya suami) tidak mau mengakui kelebihan wanita dalam mengambil keputusan. Diri merasa tak diakui, tak dihormati dan terpojok kala mendapati kebenaran dari penjelasan ataupun pembelaan dari wanita (istri).

" Andai aku mampu memenuhi kriterianya" menjadi istri yang mampu memenuhi segala kebutuhannya, rumah yang bersih dan tertata rapi, anak anak yang sehat, makanan selalu tersaji juga sebagai obat dikala sakit. Mengibaratkan diri seperti jam, mengingatkan apabila ada yang terlupa. Mendengarkan kala berbicara, sesering mungkin memberi pelukan tanda dukungan, kecupan mesra tanda kasih"

Namun hanya sekian persen yang mampu terpenuhi, bukan tidak bisa memenuhinya, hanya saja kamipun (wanita) mempunyai alasan, "kenapa?"...


 ''Jangan pernah berharap lebih jika tak mampu memberi lebih''
"Jangan memberi petunjuk jika tak memberi petuah"
"jika ingin berjalan disatu haluan, bawalah perahu itu dan rangkul kami, ajak kami mendayung bersama"
"Jangan simpan kami di koridor yang dengan mudah tertelan ombak"

Bukti, bakti dan harga diri jangan dijadikan alasan tuk mengebiri, turut, ikut dan larut ada dalam makna sebuah kebersamaan hidup. Karena tuntutan hidup semestinya dikonfirmasikan dalam kesanggupan dan kerelaan.

Selasa, 03 September 2013

Ga Ada Kerjaan Banget Sih..!

Setiap malam ataupun hari libur, acapkali kulakukan hal ini. Entah mulai kapan kebiasaan ini dilakukan. Yang jelas, begitu muncul rasa gatal mulai menggerayangi. Padahal aku rajin membersihkannya. Mungkin ada banyak faktor hal ini bisa terjadi, entah itu stres, makanan dan pola hidup yang dijalani. 



Tanganku ini tak hentinya melakukan kegiatan ini. Sampai sampai anakku sering kuupah untuk membersihkannya. Jadi teringat waktu kecil dulu. Orang tuaku juga sering memintaku membersihkannya. Upahnya kala itu kalau ga salah lima rupiah, dan orang tuaku masih punya utang yang belum dibayarkan atas ajasaku ini. 

Yul, cabutin dulu uban bapak!'' nanti dikasih uang' Begitu bapaku selalu mengiming imingi agar aku mau melakukannya. Jika dikalkulasi mungkin aku sudah banyak mendapatkan hasil dari kerjaan ini...hehehe. Tapi yang paling menyebelin, Bapaakku suka lupa ngebayar jasaku. Alasannya "nanti dibayarnya kalau Bapak udah gajian".. huaaa.. kadang aku nangis. 

Waktu itu uang lima rupiah banyak banget. Kalau ga salah sekitar tahun 80an gitu deh..*hhihihi dah tue yaa eike*.
Eh.. kini pengalaman itu menimpa anakku..ahahaha..*uufh* kelakuanku sama  persis kaya Bapakku. Kadang aku ngutang dulu...hehehehehe. (jangan ditiru yaa). Tapi upahhnya sekarang udah berbeda, satu helai bisa seribu..nah loh!! kalau ubannya banyak...bisa tekor kite.. Dan kegiatan ini sekarang tambah rutin aja, hampir tiap hari dilakukan tapi jarang kupakai jasa anaku.. wong dia sudah besar.

Suka ga mau kalau dimintain tolong. Kalaupun mau, bayarannya minta dimuka..*weleh*!!. Anak sekarang emang lebih pinter dari orang tuanya. Dipikir pikir ternyata nyabutin uban itu emang hal paling menyenangkan dan kaya ga ada kerjaan lain lagi yaa..? Iseng memang, apalagi kalau sama orang lain. Kadang suka ngantuk dibuatnya. Hayooo... yang pernah pengalaman sama jangan ikut ikutan, yaa..' Untuk saat ini uban dirambut masih pada bocah alias kecil kecil, belum waktunya dipanen..*glek*. Paling nunggu dua minggu lagi..hehehe.

Senin, 02 September 2013

Ngantuk, Lapar Menunggu Kelar

Sedari pagi segala sesuatunya telah disiapkan. Masak buat anak anak ma suami, nyuapin baby. Beres semuanya si baby langsung dibawa sama pengasuhnya (titip tetangga) hihihi. Uang buat setor, KTP dan jiwa raga yang dimaksimalkan (duehh bahasanaya, hehehe). Tak lupa adu argumen dulu ma suami, ngebahas mau diantar engganya".., dalam hati sih, "mending pergi sendiri ga ribet, hehehe". Berhubung kendaraan di rumah cuma itu satu satunya (untuk saat ini *motor*) jadi kita rebutan...hahahaha. Maklum suami tipe orang yang segala sesuatunya harus beres secepatnya..nah loh! Sedangkan ane bininya, masih aga aga lelet gimana gitu..


Saatnya berangkat kerja. Hari ini rencananya mau buka rekening tabungan dulu di Bank Mandiri. Sudah minta ijin sama bos. Plus mau bayar cicilan..Sst ga usah tahu, ya?!"
Begitu sampai tempat tujuan..'ajegile, ngantri!! banyak banget sampai keluar gedung segala, ckckckc.. gawat niy, bisa bisa ga kelar satu dua jam. Lirik sana lirik sini,ngeliatin orang orang yang pada berbaris ngantri "busyet deh, kaya mau dibagi sembako gratis" pikirku dalam hati. Tak lama seorang satpam menghampiri "ada yang bisa kami bantu, bu?" tanyanya. Suami narik tangan "mama liatin apaan sih?! itu cepetin cari kursi CS yang kosong. 'Ada yang bisa kami bantu, bu?!' pa satpam tadi ngulang ucapannya. Ya, saya mau buka rekening..!. Oh, silahkan ibu isi formulir ini *sambil nyodorin kertas*, kalau sudah selesai ibu tinggal ngambil no antrian..!, terima kasih, pak.." jawabku setengah ga ngerti. 

Kubaca formulir ditangan dengan teliti, sambil ngisi, sebentar sebentar berhenti karena tulisan yang tertera terlalu kecil jadi musti dibaca ulang. Lalu suami ngomel "cepet diisinya..! gitu aja ko lama?! Sini saya bantu.."  Tapi aku ga ngegubris ucapannya. "Udah saya juga bisa ko..! sambil tersenyum kecut *beuhg*.. Tak lama namaku dipanggil, ternyata no antrianku sudah diambilin sama pa satpam tadi..*baiknya..', terima kasih ya pa satpam*. Dan seorang perempuan cantik menyapaku dengan sangat ramah..dan bla bla bla, lalu ia menjelaskan secara detail tentang segala peraturan di Bank Mandiri. Beres semua, ok deh..ternyata ga lama ko" pikirku. Lalu iapun memintaku menandatangani syarat syarat dan ternyata membubuhi tandatangan saja butuh waktu yang lumayan lama. "Itu loh, setiap nulis tanda tangan musti diulang sampai delapan kali...ckckck katanya tanda tanganku tidak sama dengan yang diktp..waduuuh.. jadi sedikit kesel dibuatnya. Ko, bisa ya..?! hihihihihi. 

Padahal yang mendekati banyak *pikirku sih*. Yang kesembilan kali baru gol, sukses. Tarik nafas dulu deh, whuuuuush', "Silahkan ibu menuju teller paling ujung, nanti tinggal minta kode verifikasi pinnya" ucapnya. Kutoleh jam yang ada didinding bank itu, walah.. sudah jam sebelas! gimana ini?! sedikit kalang kabut. Mana bbku drop batrenya ga bisa konfirmasi sama bos. "Coba pap, pinjam hpnya? seruku ma suami. mau ngasih kabar ke bos. Ternyata eh ternyata suami malah ga bawa hape, ketinggalan di rumah.. hahaha. Lengkap sudah kekalutan. "Sabar.." kata suami mencoba menenangkan. Nyari tempat dudukpun susah, penuh semua. lama berdiri lalu ada sorang yang mungkin kasiah liat saya berdiri. "Silahkan duduk, bu..!. Oh, ya terima kasih.. 

Entah karena gundah liat jam tadi atau karena belum sarapan. Tanpa sadar aku tertidur dikursi. Untungnya ada suami ia dengan halusnya membangunkan. "mah..mah.. ko tidur? bangun, tar diliatin orang malu. hihihihi... aku gelagapan. Laper pap..! ucapku. Ya, tar kalo udah beres kita beli makanan. Ga lama tibalah saatnya segala keresahan itu terobati dan tak membutuhkan waktu lama. Akhirnya.. Horee aku sudah punya rekening baru...!! dalam hati. Siap siap nunggu transferan niy..

Sabtu, 31 Agustus 2013

Lebih Baik Ngopi Saja

Bete dan kesal hanya perasaan sementara yang kudapati sedari pagi. Mungkin ini sambungan sisa kekesalanku kemaren plus ditambah pula dengan segala celotehnya yang.." Aduhai..so sweet menyakitkan.."

Wajar dong marah!, dan memang aku ingin marah ko!" Sekalian mengeluarkan energi negatif yang menyerang pikiran dan hati.


"Sampai kapan..?!" sampai mereda rasa marah. "Awas lho, marah ga boleh dipendam nanti sakit hati. Ga baik buat kesehatan..!, kata para pakar kesehatan itu juga.. hehehe.

"Kan energi marah tuh emang baik disalurkan..*ngeles*, takut banyak penyakit nantinya. Tapi ko ya, belum apa apa udah kenalan lagi, barusan telpon nanyain dimana kartu atm?..huuuh.. kapan marah bersambungnnya?!. "Saya cuma pengen ngerasain marah selama 3 hari 3 malam saja, please!!".

Ya sudahlah, emang pada dasarnya kamu pengen dapet perhatian lebih. *hiks*.. padahal aku sudah berusaha merhatiin, tapi tuuh liat bocah kecilmu..?! Ia yang lagi banget musti diperhatiin..!'.

Aku tahu kamu, kamu tahu aku..!! just it. Aku yang slengean, kamu yang sabaran. Aku banyak diam, kamu banyak berucap. Karena diammu bukan emas melainkan tembaga, sangat kuat tapi pabila disulut lelehannya menyakitkan.

Kadang kecerian itu saya miliki tuk sekedar menyalurkan aspirasi dari rasa marah. Istilahnya 'penyelarasan hidup' cius..deh.

Tapi dipikir lebih dalam lagi hmmm, ternyata segala ucapannya terus terngiang tanda ada kebenaran dibalik kalimat yang dilontarkannya. Ego diri tak menerima karena memang iya salah. Manusiawi memang kalau tidak segera memperbaiki diri..."apyuuun dj."

*Eh* Ngomong apaan apaan siy, ga ngerti!... Tapi emang ini yang ada dihati saat ini. Lebih baik nyeduh kopi buat transper rasa malu.. hehehe..