Tampilkan postingan dengan label ngontes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ngontes. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 Februari 2015

Cintaku Diambang Dilema

Cintaku diambang dilema setiap hendak memejamkan mata, jauh dilubuk hati yang paling dalam pesona dirinya kerap menjadi penghantar tidurku. Senyumnya, raut wajah yang tenang, aksinya bila berselisih paham denganku. Membuat hidup yang ku jalani kian berwarna. Manis getir, salah paham, saling memahami sudah menjadi acuan buatku untuk tetap berada dalam ayunan asmara dan gairah mengarungi kehidupan.

Setiap kami beradu pandang, jantung ini berdetak tak karuan. Sorot mata yang tajam namun mengandung keteduhan, mampu menjadikanku sandaran dalam kegalauan. Hidung mancung dan gigi yang berderet rapi, senantiasa mengaliri relung sanubari penuh kedamaian. Yah, rasa dan bangga tak akan pernah mampu ku elakkan sedikitpun. Meskipun Cintaku Diambang Dilema karena beribu pria diluar sana menanti dengan berbagai alasan dan bukti untuk mendekatiku. Semua ku tolak secara halus. Karena aku sudah meyakini pria yang bersanding denganku ini mampu memberikan lebih dari yang mereka punya. Kasih sayang yang tulus dan setia.

Sebagai tanda cinta dan sayangku buatnya, karena telah memberikan rasa yang senantiasa bergelora. Nanti pas hari jadi kami, rencananya ingin memberinya sebuah tanda kasih sebuah jaket eksklusif agar dirinya percaya bahwa aku bisa memberikan rasa damai jika suatu saat hatinya merasa tidak nyaman. Sengaja akan kuberikan Sogno Leather Jacket 025men berwarna coklat. Karena dia suka dengan warna itu. Aku bisa memastikan kegagahan dan ketampanannya akan semakin memuncak dimataku.

Tidak lupa dengan sandingan jaket tersebut yang akan sangat pantas dipakainya. Terlebih lagi kami berdua suka jalan kaki setiap malam minggu, menyisiri sudut kota dimana aku tinggal. Kota yang jauh dari hingar bingar, hanya ada hawa sejuk dan asri setiap kami mencium aroma tanah jalanan itu. Walaupun bentuknya sebuah desa namun kota yang aku diami ini memiliki segala fasilitas cukup komplit. Hmm, rasanya si dia cocok dengan sepatu yang simple namun tetap trendy...sepasang sepatu D-Island shoes boots Regenzeit Trekking Brown Leather yang akan menambah rasa percaya dirinya saat berjalan berdua denganku. Ohh, sungguh aku tidak sabar menanti saat itu tiba.

Karena doi suka segala bentuk fotografi, terlebih pemandangan desaku yang sayang kalau tidak diabadikan momennya melalui sebuah gambar. Ada kepuasan tersendiri dalam hobinya ini, aku melihat rona bahagia terpancar dari mimik muka yang ekspresif apabila mendapati pemandangan yang menurutnya amazing banget kalau dilewatkan. Saat itu aku cuma bisa memberikannya seulas senyuman tanda setuju. Dan hobinya ini aku dukung seratus persen, Yaitu dengan menghadiahinya sebuah kamera Nikon D610 Kit AF-S 24-85mm f/3.5-4.5G VR Hitam+Backpack, karena mempunyai resolusi: 24.3 MP dengan sensor CMOS full frame, prosesornya expeed 3 lengkap dengan layar TFT LCD 3.2 inc, dan memiliki 39 point autofocus. Ugh, pasti keren banget.

Ku simpan baik-baik rencana ini, jangan sampai ketahuan dia. Aku tidak mau momen mengejutkan buatnya ini diketahui. Karena saat ini kami hanya mampu berkomunikasi via handphone. Ya, kami menjalani LDR (hubungan jarak jauh). Dia Korea sedangkan aku disini. Indonesia, tepatnya di desa Cibiru, hiks. Cintaku Diambang Dilema sebab rasa rindu ini amat sangat menyiksa, jarak diantara kami masih terbelah lautan. Namun ia telah berjanji untuk setia dan terus memupuk rasa cinta dan kasih sayangnya untukku. 

Dan telah kusandingkan nama kami berdua melalui udara Jerry Yan-Yulia Yuli dengan simbol Abadi di hati jaya di Udara *angkatan udara dong? ehehehe* 

cintaku diambang dilema
Cintaku Diambang Dilema

Tulisan ini sedang diikutsertakan dalam kompetisi yang diadakan oleh blibli.com dengan tema #BlibliWeekofLove Yulia Yuli / y17yuli@gmail.com / https://www.facebook.com/yulisiouz / https://twitter.com/Julayjo



Jumat, 07 Juni 2013

Menyemai Cinta Diantara Kiri Kananku



Sebenarnya sudah lama kupendam kisah ini, belum sempat kutuangkan kedalam tulisan karena ternyata aku masih menyimak dan menelisik sebab sebab kejadiannya. Awalnya aku hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Mengurus segala kebutuhan keluarga. Otomatis dong tiap hari selalu ada dirumah, sesekali aku sengaja bertandang kerumah tetangga sekedar ngobrol yang simpel simpel aja. Kebetulan para tetanggaku ini satu profesi denganku yaitu IRT...hehehe
 Kami suka saling curhat tentang semua hal yang telah dialami, tengah dialami dan yang akan dialami. Saking deketnya sampai sampai tidak sungkan lagi untuk menceritakan segala permasalahan yang menimpa masing masing. Entah itu soal kebutuhan ekonomi, perilaku bahkan urusan badroom-pun kami curhatkan. Ada saja tingkah polah para tetanggaku ini dan yang jelas karakter mereka unik semua.

 Si Ibu A, sukanya bercerita tentang keunggulan anak anaknya yang memang cerdas dan pintar. Si Ibu B, sukanya bercerita tentang mertuanya yang nyebelin, tapai si Ibu ini kalau bicara suka rada rada porno. Si Ibu C, suka menceritakan segala kekurangan suami dan si Ibu D, suka mencari kabar terbaru diarea komplek dimana kami tinggal. Aku sendiri, sukanya hanya mendengarkan, senyum kecil atau tertawa terbahak bahak apabila ada celotehan salah seorang diantara kami yang lucu. Begitu selalu kegiatan yang kerapkali kita lakukan. O, ya kita suka ngadain makan bersama dengan membawa lauk pauk masing masing. Hmm...Kalau mengingat ini, seru dan indah karena ada kebersamaan diantara kami. Tapi aku selalu diberi warning oleh suami agar jangan terlalu dekat dengan tetangga, katanya "boleh dekat tapi jangan terlalu dekat dan jangan juga terlalu jauh dengan tetangga, karena suatu saat bakalan ada perselisihan" katanya.

 Tiba waktunya aku merasakan kejenuhan yang teramat sangat dengan segala rutinitas dirumah, ngurus anak, nganter sekolah dan bla bla bla..Lalu kuutarakan pada suami bahwa aku ingin bekerja, karena anak anak sudah mulai besar dan mandiri. Singkat cerita aku diperbolehkan bekerja keluar dari rumah, sebagai salah satu karyawan swasta. Pergi pagi dan pulang menjelang malam. Itulah kegiatanku saat itu selama hampir empat tahun lamanya. Dan kini aku kembali menjadi Ibu Rumah Tangga kembali, kenapa? karena ternyata aku positif hamil. Dan suami menyarankan untuk berhenti dulu. Aku mengikuti apa yang dianjurkannya, karena mengingat faktor usia u... *tapi awet muda ko*..hehehe.
*****
 Dan kini akupun kembali ke (leptop) rumah, mengerjakan hal biasa lagi. Namun ada yang berbeda kali ini, kuperhatikan lingkungan sekitar rumahku jadi lebih sepi, tidak seperti dulu. Selain sebagian sudah ada yang pindah keluar kota tentunya. Suatu ketika aku tengah berada diwarung. Dan biasa, kalau ibu ibu sudah pada ngumpul diwarung pasti ada sesuatu yang jadi bahan gosipan. Secara tidak sengaja aku mendengar kalau diblok rumahku ternyata lagi ramai dibicarakan orang, dan menceritakan tentang si Ibu B, yang katanya..ini baru katanya lho, dia suka akan hal hal berbau magic..iih serem amat.

 Namun sebenarnya aku sudah tahu dari dulu tentang ini. Satu persatu para tetanggaku mulai berselisih satu sama lain. Seolah olah sengaja diadu dombakan oleh si Ibu B ini. Aku jadi teringat akan omongan suami tentang ini. Sampai sekarangpun diatara mereka masih saling bermusuhan (padahal mereka bersebelahan rumah), yang tidak diketahui apa kesalahan masing masing. Karena letak masalahnya tidak bisa terjabarkan dengan jelas. Dan aku yang memang sedari dulu tidak pernah pro sana sini, saatnya buatku untuk menyemai kembali cinta diantara kebersamaan dalam bertetangga. Yang kulakukan hanya hal kecil terlebih dahulu yaitu, berkunjung kesetiap rumah dengan terjadwal tentunya. Hari ini kerumah Ibu A, B, C, D dan seterusnya. Hanya sekedar menanyakan kabar atau sesekali kuajak untuk diskusi tentang membaca *so ngegurui banget ya* (tentunya diselingi dengan canda tawa). Entah itu tentang berita di koran, majalah dan televisi. Karena aku yakin kalau mereka *Ibu B* ini terlalu menjerumuskan diri dalam kejenuhan dan segala rutinitasnya tanpa mau membuka wawasan untuk dirinya sendiri.Jadinya yaitu tadi, suka mencari kesalahan orang lain.

 Aku menaruh harapan suatu saat harus bisa memberi pemahaman kalau apa yang dilakukannya itu salah dan menjurus ke musrik. Padahal si Ibu B ini rajin banget ibadahnya (setahu aku ini ya) wallaualam. Namun permasalah ini belum mencapai titik temu sampai sekarang. Baru beberapa orang yang mulai bisa memahami dan mencoba untuk saling menjalin silahturahmi kembali.






Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani 

 
                                                                                                                                                                                          

Rabu, 05 Juni 2013

OWH..TERNYATA...!!

Selalu saja orang itu duduk didekat lobi dimana tempatku bekerja. Dan selalu saja yang dipesannya ice coffe yang sedikit agak pahit. Dengan sorot matanya yang tajam. Kumisnya yang lebat. Perawakan tinggi seperti seorang komandan. Beliau menyunggingkan senyum seringainya yang membuatku agak sedikit ketakutan. Dan yang aku herankan. Kenapa beliau ini selalu minta meja yang mengarah kepadaku. Sambil senyam senyum genit. Dia memintaku membawakan kopi pesenannya. Dengan setengah terpaksa aku bergegas membawakan apa yang dimintanya. Dalam hati "uhhg..mudah mudahan ni orang besok ga datang datang lagi. Sebel banget lihat raut wajahnya". Lalu beliau bertanya. "siapa namamu, dek?" Ohw..Desti..ya..? *Karena ada IDcard di saku baju*. "Gimana.. Betah ga kerja disini? Aku hanya tersenyum ketus menjawab pertanyaanya. Kutoleh kebelakang, takutnya ada si bos..hihii. Gawat bisa bisa dipecat. Lalu aku pergi dari hadapannya.

Selang beberapa waktu. Ternyata apa yang aku harapkan akan ketidakhadirannya terwujud juga. Uhhg..senangnya. Namun tiba tiba temen kerjaku Yudi memberikan sepucuk kertas tisu mirip surat cinta. Karena kebetulan warna tisu itu berwarna pink . Aku ga tahu apa isinya. Bergegas kubuka, dan."mba Desti..Besok tunggu saya, ya..? Ada hal yang akan saya sampaikan. Begh" si tua bangka ini lagi! Aku ngomel. Dan temanku hanya ketawa cekikikan. Lalu kutanya temen. Dia itu siapa sih?! Lalu temanku menjawab..namany Capt Bhirawa Sambil berlalu. Dengan perasaan galau dan gelisah. Akan kehadirannya besok direstoran tempatku bekerja. Aku berusaha menenangkan diri. Aku sendiri sebenarnya heran, kenapa aku begitu khwatir, padahal kan dia cuma seorang tamu direstoran. Ataukah aku sedang merasakan getaran cinta. Ah, sudahlah..mungkin ini karena aku terlalu khawatir.

Tiba saatnya sesosok tua ini. Dengan gaya perlente sambil mengusap usap kumis tebalnya. Dan tatapan matanya yang tajam itu selalu saja seakan menyelidik. Setiap gerak gerikku. Dengan rasa waswas aku memberanikan diri mendekatinya. "Maaf pak, kemaren bapa cari saya? Ada apa ya? Lalu beliau mengeluarkan sepucuk kertas tebal berwarna hitam dengan tulisan mirip iklan. Tanpa sempat kulihat apa isi tulisannya. Owh. Kirain ada perlu apa pak?! saya sempet khawtir. Dengan menyunggingkan sedikit senyuman. Lalu dengan sekilas kuperhatikan dari dekat. Uffffs....Ternyata beliau matanya juling..hihihi..*aku jadi malu sendiri* Datang ya? Besok! Ucapnya. Lalu ku baca kertas yang diberikanya barusan. Ternyata tiket konser musik. Waah terimakasih pak, maaf ya pak, kalau saya sebenarnya telah bersikap skeptik terhadap bapak. Beliau hanya tersenyum.

******

Sorot mataku menyelidik kesana kemari mencari tempat duduk. Ternyata aku dikasih tiket klas 1 oleh si Bapa Bhirawa. Saatnya pertunjukkan dimulai. Sang MC pun mulai memperkenalkan beberapa pengisi acara para Band yang akan tampil. "Dan untuk mengawali pagelaran musik tahun ini..! Kami persembahkan sebuah grup band asal Surabaya..kita panggilkan. "The Kapten Bhirawa...'' Gjedaaaarrr..sontan aku melongo..sambil berdiri dan...cckckck..Aku pulang ahh...!!


*Si Bapa tadi ternyata manager dari grup band Kapten Bhirawa*


                     

Jumat, 31 Mei 2013

Si Hitam Manis Dalam Kaca


"Kan sudah kubilang. Jangan suka melirik lagi padaku!! Karena sebenarnya aku sudah ingin merasakan rasa muakku ini. Selalu saja kau ini mengusikku. Entah siang entah malam. Apa sih, maumu? Jawab?!! 

Oh, sekarang aku tahu. Pasti kamu selalu Jatuh Cinta setiap berada didekatku, ya? hayoo. Ngaku aja?! Eit. Tapi tunggu dulu. Aku sebenarnya penasaran kenapa selama dua puluh satu tahun ini. Kau selalu saja setia mengekorku. 

Padahal aku pernah kau jerumuskan kedalam lembah pesakitan yang amat merugikan. Tahu!! Kau sepertinya tidak peduli kala itu aku tidak punya uang sepeserpun untuk berobat. Lalu kau hanya terdiam setelah aku terkapar tak berdaya. Dimana nalurimu?" Sekarang aku inginkan pembelaanmu. Kenapa?
 Lalu kuhempaskan si hitam kedalam wadah.

***

Kuraih sibening kedalam genggamanku. Lalu kusodorkan pada ceruk dispenser bagian panasnya. Aku hanya sekedar berempati pada tubuh ini. Dan mencobaUntuk menyegarkan aliran darah yang sesaat lalu tersendat kena arus si hitam. 

Tanpa bayangan yang selalu mengikutiku selama ini. Kumencoba melakukan ritual perpisahan dengan si hitam. Kuikat, lalu kulemparkan begitu saja diatas meja dapur.

Namun apa dinyana. Ada perasaan yang mengigit dalam sanubari dan asa kesedihan yang begitu dalam. Setelah kupikir pikir ternyata aku merasakan Patah Hati yang teramat menyakitkan. 

Lalu berlariku. Kupeluk dan kuciumi si hitam dengan penuh penghayatan. Pikirku. "Ahh..Saatnya nyeduh kopi hitam..."